Sunday, February 21, 2016

Aktivitas Saya, Saat Detik-Detik Gaby Meregang Nyawa di Kolam Renang Sekolahnya


Pagi itu, Kamis, 17 September 2015, sebelum berangkat ke sekolah, Gaby membahas tugas Sciencenya, yaitu untuk mencari gambar Food Groups, yang akan dikumpul hari Selasa, 22 September 2015 (5 hari kemudian). Bahkan Gaby sempat menunjukkan halaman buku Sciencenya kepada saya, yang berhubungan dengan tugasnya, supaya saya mengerti dan tidak salah cari gambar. Berikut halaman tugas Gaby yang dimaksud :

   


Hari itu juga saya berjanji kepada Gaby untuk mencarikan gambar tugas Sciencenya lewat Google. 

Saat di perjalanan menuju sekolah, Gaby juga mengingatkan saya untuk membuatkan puding love untuknya ( puding coklat yang diatasnya ada puding strawbery berbentuk love ). Dan saya berjanji kepada Gaby, sepulangnya dari sekolah, puding itu sudah ada di kulkas.

Sesuai janji saya, sekitar pukul 08.15 pagi saya membeli cetakan puding di pasar terdekat, dan saya kembali ke kantor sekitar pukul 08.45. Saya langsung menghidupkan komputer dan searching Google untuk mencari gambar-gambar tugas Science Gaby. 

Berikut gambar-gambar yang sudah saya dapatkan dan sudah saya simpan di komputer saya, untuk tugas Science Gaby. 












Pukul 09.11, hp saya berdering. Itu adalah panggilan telepon dari pihak sekolah Gaby yang mengabarkan bahwa saya harus segera ke rumah sakit secepatnya. Saya pun segera menuju rumah sakit, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Gaby. Hingga akhirnya dokter di rumah sakit itu mengatakan bahwa Gaby sebenarnya telah dalam keadaan tiada ketika ia tiba di rumah sakit.

"Bibie, maafin mama, saat Gaby sedang dalam sakratul maut hingga meregang nyawa, mama tidak bisa berada di samping Bibie. Mama tahu pasti saat itu Bibie nyariin mama. Mama tahu Bibie saat itu pasti sangat ketakutan. Sendirian. Bibie, sesungguhnya saat Bibie sedang meregang nyawa, mama sudah beli cetakan pudingnya Bie, dan mama sudah dapet gambar untuk tugas Science Bibie. 

Bibie, mama ngga tau harus bagaimana lagi. Bibie, maaf mama agak lama sampai di rumah sakitnya. Jalanan macet banget Bie. Itu juga sepanjang jalan mama udah berisik klakson-klakson motor dan mobil di depan mama, supaya mama bisa cepet sampai ke rumah sakit. Untung aja mama ngga sampai dimarahin orang karena klakson-klakson melulu.

Di sepanjang perjalanan, mama masih berharap Bibie bisa tertolong. Feeling mama curiga kalo Bibie tenggelam. 

Bibie, mungkin saat mama sampai di rumah sakit, roh Bibie masih bisa melihat mama. Mungkin roh Bibie mau bilang sesuatu ke mama, tapi mama udah ngga bisa denger Bibie lagi. Mama saat itu bener-bener ngga habis pikir Bie, kenapa Bibie bisa sampai tenggelam. 

Cuma satu keyakinan mama saat itu Bie 'Tuhan Yesus sayang Bibie. Bibie anak baik. Tuhan Yesus pasti akan memberikan tempat terbaik untuk Bibie di Surga.' 

Bibie terima kasih sudah jadi anak mama yang hebat. Mama bahagia bisa jadi mama Gaby. Sampai nafas mama yang terakhir, mama akan selalu menyayangi Bibie. Mama harap, saat mama meregang nyawa nanti, mama akan melihat senyuman manis Bibie, dan kita tidak akan pernah terpisahkan lagi Bie. Selamanya."


No comments:

Post a Comment