Monday, February 8, 2016

Hari Kedua Gaby di Rumah Duka


Jumat, 18 September 2015
Saya dan papa Gaby tiba di rumah duka sekitar pukul 09.30. Saya lalu menyiapkan foto Gaby untuk diletakkan di depan peti jenazah dan di depan pintu masuk rumah duka. Award Gaby juga saya tempel di meja dekat foto. Barang-barang kesayangan Gaby saya masukkan ke dalam peti jenazah.
Mengapa saya memasukkan barang-barang kesayangan Gaby ke peti jenazah ?
Karena barang-barang itu kami belikan special untuk Gaby, dan Gaby sangat menyukainya semasa hidupnya. Menyimpan barang-barang kesayangan Gaby di rumah hanya akan menambah luka hati saya, sebab batin ini pasti akan selalu berkecamuk bila memandang barang kesayangan Gaby sementara menyadari kalau dirinya sudah tiada. Hanya ada beberapa barang kesayangan Gaby yang masih tersisa di rumah. Kalau baju dan buku-buku Gaby, serta tumpukan tas lesnya masih seperti posisi semula. Saya tidak merubah posisinya sama sekali. Bahkan beberapa baju Gaby kini sudah bisa dipakai oleh Chelsea.
Saat hari mulai siang, tamu-tamu mulai berdatangan untuk melihat jenazah Gaby dan mendoakannya. Siang itu, hampir semua mommy-mommy dari sekolah Gaby datang melayat ke rumah duka ( mulai dari mommy yang anaknya duduk di Kindergarten sampai Secondary ), baik yang saya kenal maupun yang belum saya kenal.
Selain itu hadir juga mommy-mommy dari teman-teman Gaby sewaktu bersekolah di TK.
Kemudian lebih siang lagi, hadir serombongan guru-guru sekolah tempat Gaby tenggelam, beserta direktur sekolahnya. Hanya guru olahraga dan pemilik sekolah yang tidak pernah hadir, mulai dari rumah duka sampai proses pemakaman selesai.
Menjelang sore hari ( sekitar pukul 14.15 ), seorang Prodiakon dari Paroki kami beserta seorang temannya hadir dan mendoakan Gaby. Kami bertiga berdoa Rosario dan Doa Koronka Kerahiman Illahi di samping peti jenazah Gaby. Menurut iman Katholik yang kami anut, sangat baik untuk melakukan Doa Koronka Kerahiman Illahi yang didoakan tepat pukul 15.00, karena pada jam itulah Pintu Kerahiman Illahi akan terbuka bagi semua orang yang mendoakannya ( jam 3 sore sesuai dengan jam wafat Yesus ). Dengan Doa Koronka Kerahiman Illahi, kami berharap Allah Bapa membukakan pintu Surga untuk Gaby dan memperkenankan jiwa Gaby masuk ke dalam KerahimanNya.
Sementara itu sejak siang hari, beberapa wartawan terlihat sibuk meliput berita tentang tenggelamnya Gaby. Mereka juga meliput kedatangan Ketua KomNas Perlindungan Anak Bapak Arist Merdeka Sirait beserta rekan-rekannya yang juga hadir untuk melihat jenazah Gaby dan mendoakannya.
Sore harinya hadir guru les mandarin Gaby, guru les renang Gaby, beberapa teman sekolah dan teman kuliah saya, serta teman-teman dan keluarga besar dari papa Gaby.
Pada pukul 19.30 diadakan misa arwah untuk Gaby dibawakan oleh seorang Romo dari Kongregasi Ordo Christ Passion. Setelah misa arwah selesai, tim pendoa Legio Maria dari Paroki Gereja kami berkumpul dan berdiri di sekeliling peti jenazah Gaby untuk Berdoa Rosario. Betapa bahagianya Gaby karena banyak sekali orang yang mendoakannya.
Tidak terasa tamu-tamu di hari itu terus berdatangan silih berganti hingga larut malam.
Terima kasih untuk Romo, Bapak Ibu, Mommy-Mommy, Guru-Guru, Saudara-Saudari dan Teman-Teman sekalian yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan mendoakan Gaby mulai dari rumah duka sampai ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Semoga Tuhan senantiasa melimpahi kita dengan rahmatNya yang berlimpah.
Amin.

No comments:

Post a Comment