Thursday, July 21, 2016

JENAZAH GABY UTUH PADA SAAT DIOTOPSI WALAUPUN SUDAH 7 BULAN TERKUBUR





Pada hari Kamis, 14 April 2016, tepat di hari ke 211 meninggalnya Gaby, pihak kepolisian melakukan pembongkaran terhadap makam Gaby atas seizin kami selaku orang tua Gaby, untuk keperluan otopsi guna melengkapi berkas perkara agar kasus kematian Gaby dapat segera naik ke pengadilan.

Sebelumnya, selama 7 bulan sejak kepergian Gaby meninggalkan dunia ini dengan kasus kematiannya yang secara hukum dianggap sebagai "Kematian yang tidak wajar", kami telah berjuang semaksimal mungkin agar kasus ini bisa segera naik ke meja hijau, namun kami tetap tidak mengizinkan jenazah anak kami diotopsi karena tidak tega dan kronologi kematian Gaby yang menurut kami sudah sangat jelas berdasarkan kesaksian dari ketujuh teman Gaby yang melihat kejadian ( dimana rekamannya kami simpan hingga saat ini ), serta kejadian tenggelamnya Gaby yang berlangsung pada jam pelajaran sekolah, dimana kegiatan renang itu merupakan pelajaran wajib yang ditetapkan oleh sekolah tersebut ( bukan ekstrakulikuler ). Namun ketentuan hukum di negri ini tetap mengharuskan jenazah Gaby untuk diotopsi bila kasus ini mau dibawa ke pengadilan.

Sebagai kepala keluarga, keputusan mutlak ada di tangan papa Gaby. Sebagai seorang istri, saya hanya bisa berdoa dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Saya yakin apabila harapan kami sesuai dengan kehendak Tuhan, pasti Dia akan buka jalan, dan Dia pasti akan menolong kami tepat pada waktuNya.

Tidak pernah satu hari pun saya lalui tanpa berdoa. Saya berdoa untuk ketenangan arwah Gaby dan saya berdoa agar Tuhan turut serta membantu kami menyelesaikan kasus ini sesuai kehendakNya, dengan tetap mengutarakan harapan saya ke hadiratNya, yaitu agar kepergian Gaby tidak sia-sia dan bisa menjadi pembelajaran penting di dunia pendidikan, serta bisa menjadi berkat bagi orang lain.

Ketika kami menemui kesulitan dan jalan buntu dalam memperjuangkan kasus Gaby, selalu ada jalan keluar secara ajaib. Mulai dari pemberitaan yang simpang siur, pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, sampai kepada berita miring yang memojokkan dan memfitnah Gaby mengidap penyakit epilepsi. Begitu luas berita itu tersebar di media masa dan elektronik, hingga kami pun tidak sanggup membendungnya ditengah kedukaan kami akibat kehilangan Gabriella, putri kesayangan kami.

Dalam ketidakberdayaan kami, disaat kami tidak tahu harus berbuat apa, kami bawa semua pergumulan hidup kami ke hadapan Tuhan kami Yesus Kristus. Setelah itu Tuhan mulai menunjukkan mukjizat itu satu persatu.

Puncak dari mukjizat yang Tuhan berikan kepada kami, adalah ketika Dia mengubah pendirian papa Gaby yang sekeras batu karang, yang sejak awal melarang keras jenazah Gaby untuk diotopsi, menjadi mengizinkan jenazah Gaby untuk diotopsi. Dan keputusan itu muncul setelah hampir 7 bulan jenazah Gaby terkubur.

Secara logika, secara medis, dan secara ilmu pengetahuan, survey mengatakan bahwa jenazah yang telah 7 bulan terkubur biasanya sudah mengalami pembusukan. Menghadapi situasi tersebut, saya kembali berserah kepada Tuhan. Saya mohon petunjuk Tuhan agar kami tidak salah dalam melangkah agar tidak menimbulkan penyesalan bagi kami di kemudian hari.

Ketika saya berdoa, tiba-tiba dalam pikiran saya melintas ayat ini :
“Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.” ( Lukas 5:4-7 )

Lalu suara hati saya berkata "Tuhan tahu isi hati dan maksud dari segenap perjuangan kami selama ini, dan kini Tuhan sudah memberikan petunjuk kepada kami dengan merubah pendirian papa Gaby. Walaupun hati papa Gaby baru diubah oleh Tuhan setelah Gaby terkubur selama hampir tujuh bulan, tetapi saya yakin apabila semua itu berasal dari padaMu, Engkau akan menolong kami tepat pada waktuNya dan aku percaya pertolonganMu tidak pernah terlambat. Kalau Engkau yang menyuruh kami Tuhan, akan kami izinkan otopsi itu, dan tolong bungkuslah jenazah Gaby dengan darah Yesus agar jenazahnya tetap utuh dan dapat diotopsi.


Ketika makam Gaby mulai dibongkar, saya berlari kedalam mobil untuk berdoa Rosario. Sebelum saya selesai berdoa Rosario, pintu mobil diketuk oleh papa Gaby dan dua orang polisi. Mereka menginfokan bahwa proses otopsi hampir selesai. Kemudian saya turun dari mobil dan suara hati saya berkata “Nengok ke tenda ngga ya. Nengok…engga…nengok…engga…” Saya mau melihat langsung kondisi Gaby, tapi saya takut menjadi shock dengan kondisinya saat itu. Karena penasaran, akhirnya saya nekad juga menengok ke kanan, ke arah tenda. Saya  mencoba mengintip kedalam tenda tempat Gaby diotopsi. Saya bisa melihat jenazah Gaby dari celah bagian tenda yang transparan. Saya lihat kulitnya yang masih kuning langsat, rambutnya yang masih tebal, badannya yang masih montok, tangannya pun masih bisa dibuat menjadi posisi lurus ( saat di peti jenazah tangan ditekuk ke bagian perut ). Dari keterangan polisi yang menyaksikan proses otopsi, jenazah Gaby masih terlihat baik ( termasuk sebagian besar organ dalamnya ), walaupun telah 7 bulan terkubur.

Menyaksikan itu, saya hanya bisa berkata "Terima kasih Tuhan. Engkau sungguh baik. Engkau Allah yang Maha Kuasa."
Kami mengucap syukur atas terkabulnya Doa Novena Tiga Salam Maria dan Doa Koronka Kerahiman Illahi.

NB : Sejak kejadian itu, selalu ada dorongan dari dalam hati saya untuk memberitakan peristiwa ini kepada orang lain demi kemuliaan Tuhan. Amin.

No comments:

Post a Comment