Saturday, February 6, 2016

“Bibie Mau Ngga Kasih Bunga Mawar Buat Bunda Maria ?”

Papa Gaby membelikan sebuah Rosario yang cukup bagus untuk Gaby, supaya kalau besar nanti Gaby bisa menggunakannya untuk berdoa kepada Bunda Maria, Bunda Yesus ( sesuai dengan iman Katholik yang kami anut ).

Dulu, setelah saya baru menikah dan belum memiliki anak, saya dan papa Gaby suka menghadiri persekutuan doa Perduki ( Persekutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia ) Chapter Barat di daerah Green Ville. Dalam persekutuan doa itu, pembicaranya menjelaskan tentang makna doa Rosario. Dari sana saya mengetahui bahwa setiap kali kita mendaraskan doa Rosario satu putaran penuh ( 50 butir ), sama artinya dengan kita mempersembahkan sekuntum Bunga Mawar untuk Bunda Maria.
Saat papa Gaby memberikan Rosario itu kepada Gaby, saya sempat bilang kepada Gaby “Bie, Rosarionya bagus ni. Nanti kalau sudah gede Bibie pakai Rosario ini ya buat berdoa kepada Bunda Maria. Kalau kita berdoa Rosario, sama aja kita memberikan sekuntum Bunga Mawar buat Bunda Maria. Bibie mau ngga kasih Bunga Mawar buat Bunda Maria ?” Gaby menjawab “Wah so cool ya bisa kasih Bunga Mawar ke Bunda Maria. Aku mau ma.”
Mama berkata lagi “Bibie mau kasih bunganya sedikit apa banyak buat Bunda Maria ?” Gaby menjawab “Yang banyak dong ma biar Bunda Marianya seneng.”
Mama berkata lagi “Nah kalo begitu Bibie nanti kalo sudah besar harus rajin doa Rosario ya. Kasih Bunga Mawar yang banyak buat Bunda Maria.”
Dan Gaby menganggukkan kepala dengan bersemangat.
Namun kenyataan berkata lain. Rosario ini belum pernah dipakai oleh Gaby untuk mempersembahkan Bunga Mawar kepada Bunda Maria, Bunda Yesus.
Rosario ini kini saya gunakan setiap hari untuk mendoakan ketenangan arwah Gaby. Mulai sejak malam pertama Gaby meninggal dunia, sampai hari ini, Rosario ini senantiasa menemani saya berdoa.
Saat di rumah duka, hati saya selalu terdorong untuk berdoa Rosario di samping peti Jenazah Gaby. Jadi disaat tamu tidak terlalu banyak, saya selalu mendekat ke Peti Jenazah anak saya dan berdoa Rosario.
Sama seperti saya selalu mengantar Gaby ke pintu gerbang sekolahnya setiap hari, saya juga ingin mengantar jiwa Gaby ke pintu gerbang Surga. Saya yakin doa seorang ibu kepada anaknya sangat besar kuasanya. Dan saya juga percaya kalau Surga ada di telapak kaki Ibu. Jadi sudah menjadi tugas saya sebagai seorang ibu untuk selalu mendoakan Gaby agar dia mendapatkan kebahagiaan abadi di surga.
Saya yakin Bunda Maria sangat mengasihi Gaby dan telah mengantarkan Gaby kepada Yesus Kristus Sang Juru Selamat.
Betapa senangnya saya saat membayangkan kini Gaby bersama Bunda Maria, Para Malaikat dan Orang Kudus di Surga, memuji dan memuliakan Bapa, Putra dan Roh Kudus, sekarang dan selama-lamanya.
Semoga suatu hari nanti, saya juga bisa ikut ambil bagian dalam kebahagiaan itu.
Amin.
Lagu di bawah ini dulu sering kami nyanyikan berdua saat perjalanan dari rumah menuju ke sekolah PlayGroupnya. Waktu itu mama belum terlalu lancar nyetir mobil. Karena mama takut nabrak orang di jalan, sepanjang jalan mama nyanyi lagu ini, dan Gaby ikut bernyanyi bersama mama.
Salam Maria, rahmat Tuhan sertaMu,
Bunda Yesus Kristus, doakanlah kami.
Salam Maria, Engkau Bunda Gereja,
lindungilah kami, doakan putraMu.
Salam Maria, Ratu Surga dan Bumi,
terpujilah Engkau di sepanjang masa

No comments:

Post a Comment