Saturday, January 30, 2016

“Ma, Hari Ini Akhirnya Bibie Dapet Award Juga.”



Di sekolahnya, setiap Senin biasanya ada assembly yang diikuti oleh TK Besar (KG3), sampai SD Kelas 6 ( Grade 6 ). Saat assembly itu biasanya diberikan Virtue Award kepada salah satu murid tertentu dari tiap kelas, hasil evaluasi belajar mengajar selama minggu sebelumnya. Virtue Award yang diberikan bermacam-macam, yaitu Creative, Bravery ( keberanian ), Calm, Obedience ( ketaatan ), dan masih banyak lagi.
Suatu ketika, saat saya menjemput Gaby sekolah, Gaby berlari menghampiri saya sambil tersenyum dan berkata “Ma hari ini akhirnya Bibie dapet award juga.”
Saya langsung melihat awardnya. Gaby mendapat Virtue Award of Obedience ( ketaatan ) pada tgl 24 November 2014. Gaby happy sekali akhirnya dia mendapat Award juga, sebab sudah lama dia ingin mendapatkannya. Apalagi Chelsea ( adiknya ) sebelumnya sudah dua kali berturut-turut mendapatkan Award di awal program itu berjalan ( Virtue Award of Bravery dan Calm ), sementara Gaby belum pernah mendapatkannya. Gaby pernah bilang ke saya “Ma dede enak banget dapet award. Aku kan mau juga dapetin award.” Mama jawab “Sabar Bie. Nanti juga dapet. Yang penting belajar yang pinter dan kalo dikelas harus sopan sama Missnya. Nanti juga pasti dapet award.”
Yang saya sesalkan, saat Gaby mendapat Virtual Award of Obedience, sempat terlintas dalam pikiran saya “Yah Cuma Obedience. Kenapa ngga Creative, Bravery, atau yang semacam itu.” Untungnya itu hanya sebatas di dalam pikiran saya saja. Saya tidak mengatakan seperti itu kepada Gaby sebab nanti dia akan kecewa, karena dia lagi happy dapet award, dan saya tidak mau merusak suasana hatinya. Saya Cuma bilang “Bibie hebat ya. Besok-besok kalo bisa dapetin award ‘Creative’ ya. “Gaby mengangguk sambil tersenyum.
Saat Step Up Day ( acara kenaikan kelas ) dari kelas 2 SD menuju kelas 3 SD, kembali ada pembagian Virtue Award. Namun kali ini semua anak mendapatkan Virtue Award, tapi berbeda-beda awardnya. Kebetulan Gaby mendapat Virtue Award of Helpfullness. Saya bertanya kepada Gaby “Kok bisa Bie dapet awardnya “Helpfullness”, memang Bibie nolongin siapa ?” Gaby menjawab “Oh mungkin aku suka bantuin miss rapiin tumpukan buku di kelas yang berantakan aku lurusin lagi tumpukannya.” Dan missnya pernah bercerita ke saya bahwa kalau Gaby sedang menolong temannya, dia memang benar-benar niat nolong, dan melakukannya dari awal sampai akhir ( tidak setengah-setengah ).
Beberapa minggu sebelum kejadian tenggelam itu, Gaby sempat menanyakan Virtue Awardnya itu “Ma, award Bibie ada di mana ?” ( Gaby memang sering mengingatkan saya agar awardnya jangan sampai hilang ) Mama jawab “Ada di lemari. Mama simpen buat kenang-kenangan Bibie nanti kalo udah gede.”
Maka saat di rumah duka, saya inget Gaby pernah menanyakan keberadan Virtue Awardnya, maka saya bawa fotocopynya. Saya meletakkan Virtue Award itu itu ke dalam peti jenazah Gaby ( diletakkan diatas kepala Gaby ), dan sepasang lagi saya tempel di meja samping foto Gaby, supaya tamu-tamu yang datang bisa melihatnya. Itulah Virtue Award kebanggaan Gaby selama dia bersekolah.


Masih teringat dulu saat dia mendapatkannya, sempat saya menyepelekan Virtue Award yang dia dapatkan. Saya pikir Obedience dan Helpfullnes mah biasa saja. Yang hebat itu kalo bisa dapat Virtual Award of Creative, atau Bravery.
Namun saat berdiri di samping peti jenazah Gaby, SAYA BARU SADAR, TERNYATA VIRTUAL AWARD YANG TELAH GABY DAPATKAN ITU JUSTRU SANGAT BERHARGA BAGI BAPA DI SURGA.
Creative, Bravery, Smart memang penting untuk masa depan kehidupan anak. Tapi kalau melihat kenyataan hidupnya yang hanya sampai umur 8 tahun, OBEDIENCE dan HELPFULLNESS lah yang lebih penting, sebab itulah yang akan menjadi bekalnya menghadap Bapa di Surga.
Sebagai seorang ibu, kadang pikiran saya lebih didominasi oleh hal-hal duniawi seputar les, nilai yang bagus, ketrampilan yang banyak,dll. Beruntung Gaby walaupun telah disibukkan dengan berbagai les dan sibuk belajar, dia masih memiliki bekal yang cukup untuk menghadap Bapa di Surga. Bila tidak, tentu Tuhan akan meminta saya untuk mempertanggungjawabkannya kelak, karena biar bagaimanapun kehidupan rohani anak-anak adalah tanggung jawab orang tua.
Ku tak membawa apapun juga
Saat ku datang ke dunia
Ku tinggal semua pada akhirnya
Saat ku kembali ke surge
Reff:
Inilah yang ku punya
Hati s’bagai hamba
Yang mau taat dan setia
padaMu Bapa
Kemanapun ku bawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai s’lamanya

No comments:

Post a Comment