Saturday, January 30, 2016

“Bie, Mandi yang Bersih Ya, Kan Mau Ketemu sama Tuhan Yesus.”




Setelah Dokter Forensik selesai melakukan visum luar jenazah Gaby, sekitar pukul 18.00 kami membawa jenazah Gaby bergegas menuju ke Rumah Duka. Kami tiba di rumah duka abadi sekitar pukul 19.45. Di rumah duka itu sudah ada beberapa tamu dan family yang datang, termasuk Chelsea dan omanya.
Jenazah Gaby kemudian disimpan sebentar di lemari pendingin sambil menunggu antrian pemandian jenazah. Saat itu ada seorang opa yang telah dimandikan jenazahnya dan sedang dipasangkan jas. Sambil menunggu antrian untuk memandikan jenazah Gaby, administrasi rumah duka menjelaskan kepada kami paket-paket yang ditawarkan untuk dipilih dan diputuskan mau diambil yang mana.
Sekitar 45 menit kemudian, tiba giliran Gaby untuk dimandikan. Saya meminta izin kepada petugas untuk ikut memandikan jenazah Gaby bersama papa Gaby. Saya percaya bahwa saat itu arwah Gaby masih berada di sekitar jenazahnya, dan saya tahu Gaby pasti lebih suka kalau mama dan papanya yang memandikan jenazahnya.
Biasanya, setiap sehabis les renang privat di kolam renang komplek dekat rumah kami, saya selalu memandikan Gaby di kamar mandi sekitar kolam itu. Bahkan di pagi hari itu pun, sebelum berangkat ke sekolah, saya masih memandikannya seperti biasanya. Saya tidak pernah menyangka itu adalah kesempatan terakhir saya untuk memandikan Gaby dalam keadaan masih hidup, sehat dan penuh semangat.
Tidak sengaja terlintas kenangan cerita sebuah sinetron yang pernah saya tonton bersama Gaby. Sinetron itu berkisah tentang seorang ibu yang sukses dalam karirnya, dan telah memiliki seorang anak perempuan cantik yang duduk di kelas 1 SD. Karena kesibukannya di kantor, untuk urusan menjaga anak dia percayakan sepenuhnya kepada Baby Sitter. Diceritakan Baby Sitternya sangat baik kepada anak itu. Namun anak itu sedih sebab mamanya tidak pernah memperhatikannya. Suatu ketika anak itu meminta mamanya untuk memandikannya satu kali saja. Dengan seribu satu alasan mamanya menolak permintaan itu. Saat anaknya sedikit memaksa, mamanya malah memarahinya. Anak itu menangis dan baby sitternya kembali menghibur anak itu.
Suatu hari, anak itu demam tinggi. Mama dan papanya belum pulang kerja. Baby Sitter itu segera menghubungi majikan perempuannya ( mama dari anak itu ). Tapi saat dihubungi, mamanya sedang memimpin meeting yang membahas tentang tender besar. Sebelum Baby Sitter itu sempat menjelaskan kondisi anak majikannya itu, majikan perempuannya terlebih dahulu mematikan panggilan telponnya. Saat hpnya kembali berbunyi, dia malah menonaktifkan hpnya itu.
Baby Sitter itu bingung, sebab majikan laki-lakinya juga gagal saat dihubungi. Yang dia bisa lakukan adalah menunggu kedua majikannya itu pulang ke rumah. Akhirnya ayah dari anak itu pulang ke rumah. Khawatir dengan kondisi anaknya dia segera melarikan anaknya ke rumah sakit. Sayang nyawa anak itu tidak tertolong. Sementara di kantor, mama dari anak itu sedang bahagia karena meetingnya berjalan lancar dan berhasil memenangkan tender besar.
Tidak lama kemudian, hpnya berdering. Kali ini panggilan dari suaminya. Suaminya mengabarkan bahwa anak mereka meninggal. Hancurlah perasaan wanita itu dan ia bergegas ke rumah sakit menemui jenazah anaknya. Dia dilanda penyesalan yang mendalam karena selama ini tidak pernah memberi perhatian kepada anaknya. Saat jenazah anaknya hendak dimandikan, sambil menangis wanita itu berkata “Tolong kasih kesempatan saya untuk memandikan jenazah anak saya untuk yang pertama kalinya. Saya telah bersalah kepada anak saya. Saya tidak pernah memandikannya selama dia hidup.”
Gaby langsung komentar “Kasian ya ma anaknya mati.” Saya menjawab “Ia Bie. Kalo Bibie panjang umur ya Bie.” Dan Gaby mengangguk.
Tidak disangka, kehidupan saya sekarang sudah seperti di sinetron itu. Anak saya juga meninggal mendadak. Bedanya anak saya meninggal karena tenggelam di kolam renang sekolahnya, bukan karena sakit. Dan saya memandikan jenazah anak saya bukan untuk yang pertama kalinya, tetapi untuk yang terakhir kalinya dalam hidupnya. Sejak Gaby bayi saya selalu memandikannya sendiri ( kadang dibantu omanya ) hingga di pagi hari sebelum ia tenggelam di sekolahnya.
Saat membasuh rambut Gaby dengan sabun, saya berkata “BIE, MANDI YANG BERSIH YA BIAR CANTIK, KAN MAU KETEMU SAMA TUHAN YESUS.” Setelah selesai memandikan Gaby dan pakaian sudah melekat di badannya dengan rapi, saya menciup pipinya sekali lagi. Pipi yang selama 8 tahun lebih sering saya cium. Pipi yang chabby, mulus, padat dan membal seperti bakpau.
Gaby walaupun mama sudah ngga bisa cium Bibie lagi sekarang, tapi mama ngga akan pernah lupa kenangan saat mama mencium pipi Bibie mulai dari bayi sampai saat terakhir mama drop Bibie di sekolah, sesaat setelah Bibie bilang “Ma, cium dulu.”
SEMOGA KATA-KATA TERAKHIR GABY DI DUNIA INI BUAT MAMA, MENJADI KATA-KATA PERTAMA GABY SAAT NANTI KITA BERTEMU LAGI DI RUMAH BAPA DI SURGA.
Sekali lagi saya mengucapkan doa Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan sambil memeluknya, sebelum akhirnya Gaby diletakkan ke dalam Peti Jenazah. Dari dalam tempat pemandian, kami mendorong Peti Jenazah itu memasuki ruangan rumah duka.
Hari sudah semakin larut. Beberapa tamu, teman lingkungan, dan family yang sudah hadir sejak sebelum jenazah Gaby dimandikan, bergegas mendekati peti jenazah Gaby. Setelah berbincang beberapa saat dengan kami, para tamu berpamitan pulang, sebab waktu saat itu sudah cukup malam, sekitar pukul 22.30. Anehnya saya sama sekali tidak merasa lapar walaupun hari itu dari pagi belum makan apa-apa.
Tadinya saya mau menunggu jenazah Gaby, namun saya harus pulang dulu ke rumah karena ada barang-barang Gaby yang harus diambil. Sementara Chelsea dan omanya juga harus diantar pulang ke rumah untuk beristirahat. Dengan diantar adik ipar saya, kami pulang ke rumah, sementara papa Gaby stand by di rumah duka. Saya berjanji akan kembali lagi setelah ambil barang-barang Gaby di rumah.
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Chelsea muntah-muntah. Mungkin dia shock dengan kejadian di hari itu, dan dia terlalu lelah dengan itu semua. Kasihan Chelsea, dia telah kehilangan sosok cie-cie yang periang dan sosok cie-cie yang selama ini menjadi teladannya.
Selamat Jalan Menuju Rumah Bapa Cie Cie Gaby !
Tuhan Yesus kan bersamamu
Membimbing langkah jiwamu
Usah cemaskan diriku
Dalam Yesus kita bertemu
Di langit...di langit....
Kan terukir namamu
Di langit...di langit....
Dalam Yesus kita bertemu.
Amin.

“Ma, Hari Ini Akhirnya Bibie Dapet Award Juga.”



Di sekolahnya, setiap Senin biasanya ada assembly yang diikuti oleh TK Besar (KG3), sampai SD Kelas 6 ( Grade 6 ). Saat assembly itu biasanya diberikan Virtue Award kepada salah satu murid tertentu dari tiap kelas, hasil evaluasi belajar mengajar selama minggu sebelumnya. Virtue Award yang diberikan bermacam-macam, yaitu Creative, Bravery ( keberanian ), Calm, Obedience ( ketaatan ), dan masih banyak lagi.
Suatu ketika, saat saya menjemput Gaby sekolah, Gaby berlari menghampiri saya sambil tersenyum dan berkata “Ma hari ini akhirnya Bibie dapet award juga.”
Saya langsung melihat awardnya. Gaby mendapat Virtue Award of Obedience ( ketaatan ) pada tgl 24 November 2014. Gaby happy sekali akhirnya dia mendapat Award juga, sebab sudah lama dia ingin mendapatkannya. Apalagi Chelsea ( adiknya ) sebelumnya sudah dua kali berturut-turut mendapatkan Award di awal program itu berjalan ( Virtue Award of Bravery dan Calm ), sementara Gaby belum pernah mendapatkannya. Gaby pernah bilang ke saya “Ma dede enak banget dapet award. Aku kan mau juga dapetin award.” Mama jawab “Sabar Bie. Nanti juga dapet. Yang penting belajar yang pinter dan kalo dikelas harus sopan sama Missnya. Nanti juga pasti dapet award.”
Yang saya sesalkan, saat Gaby mendapat Virtual Award of Obedience, sempat terlintas dalam pikiran saya “Yah Cuma Obedience. Kenapa ngga Creative, Bravery, atau yang semacam itu.” Untungnya itu hanya sebatas di dalam pikiran saya saja. Saya tidak mengatakan seperti itu kepada Gaby sebab nanti dia akan kecewa, karena dia lagi happy dapet award, dan saya tidak mau merusak suasana hatinya. Saya Cuma bilang “Bibie hebat ya. Besok-besok kalo bisa dapetin award ‘Creative’ ya. “Gaby mengangguk sambil tersenyum.
Saat Step Up Day ( acara kenaikan kelas ) dari kelas 2 SD menuju kelas 3 SD, kembali ada pembagian Virtue Award. Namun kali ini semua anak mendapatkan Virtue Award, tapi berbeda-beda awardnya. Kebetulan Gaby mendapat Virtue Award of Helpfullness. Saya bertanya kepada Gaby “Kok bisa Bie dapet awardnya “Helpfullness”, memang Bibie nolongin siapa ?” Gaby menjawab “Oh mungkin aku suka bantuin miss rapiin tumpukan buku di kelas yang berantakan aku lurusin lagi tumpukannya.” Dan missnya pernah bercerita ke saya bahwa kalau Gaby sedang menolong temannya, dia memang benar-benar niat nolong, dan melakukannya dari awal sampai akhir ( tidak setengah-setengah ).
Beberapa minggu sebelum kejadian tenggelam itu, Gaby sempat menanyakan Virtue Awardnya itu “Ma, award Bibie ada di mana ?” ( Gaby memang sering mengingatkan saya agar awardnya jangan sampai hilang ) Mama jawab “Ada di lemari. Mama simpen buat kenang-kenangan Bibie nanti kalo udah gede.”
Maka saat di rumah duka, saya inget Gaby pernah menanyakan keberadan Virtue Awardnya, maka saya bawa fotocopynya. Saya meletakkan Virtue Award itu itu ke dalam peti jenazah Gaby ( diletakkan diatas kepala Gaby ), dan sepasang lagi saya tempel di meja samping foto Gaby, supaya tamu-tamu yang datang bisa melihatnya. Itulah Virtue Award kebanggaan Gaby selama dia bersekolah.


Masih teringat dulu saat dia mendapatkannya, sempat saya menyepelekan Virtue Award yang dia dapatkan. Saya pikir Obedience dan Helpfullnes mah biasa saja. Yang hebat itu kalo bisa dapat Virtual Award of Creative, atau Bravery.
Namun saat berdiri di samping peti jenazah Gaby, SAYA BARU SADAR, TERNYATA VIRTUAL AWARD YANG TELAH GABY DAPATKAN ITU JUSTRU SANGAT BERHARGA BAGI BAPA DI SURGA.
Creative, Bravery, Smart memang penting untuk masa depan kehidupan anak. Tapi kalau melihat kenyataan hidupnya yang hanya sampai umur 8 tahun, OBEDIENCE dan HELPFULLNESS lah yang lebih penting, sebab itulah yang akan menjadi bekalnya menghadap Bapa di Surga.
Sebagai seorang ibu, kadang pikiran saya lebih didominasi oleh hal-hal duniawi seputar les, nilai yang bagus, ketrampilan yang banyak,dll. Beruntung Gaby walaupun telah disibukkan dengan berbagai les dan sibuk belajar, dia masih memiliki bekal yang cukup untuk menghadap Bapa di Surga. Bila tidak, tentu Tuhan akan meminta saya untuk mempertanggungjawabkannya kelak, karena biar bagaimanapun kehidupan rohani anak-anak adalah tanggung jawab orang tua.
Ku tak membawa apapun juga
Saat ku datang ke dunia
Ku tinggal semua pada akhirnya
Saat ku kembali ke surge
Reff:
Inilah yang ku punya
Hati s’bagai hamba
Yang mau taat dan setia
padaMu Bapa
Kemanapun ku bawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai s’lamanya

“Menurut Bibie, Yesus itu Siapa ?”



Senang rasanya melihat Chelsea sudah pandai berdoa. Kini Chelsea sudah bisa berdoa Bapak Kami dan Salam Maria dengan lancar dan utuh dari awal hingga akhir. Doa itu selalu didoakan setiap hari di sekolahnya yang baru, sehingga dia terbiasa mengucapkannya dan akhirnya hafal dengan sendirinya, walaupun baru 4 ( empat ) bulan dia bersekolah disana. Bagaikan tersiram air sejuk mendengarnya bisa berdoa sepanjang itu dengan baik, mengingat umurnya baru 6 tahun.
Tak sengaja, terbayang kembali kenangan bersama Gaby. Gaby belum terlalu lancar berdoa Bapa Kami, tapi dia sudah lancar berdoa Salam Maria, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris. Dulu waktu masih seumuran Chelsea ( 6 tahun ), Gaby sering bertanya tentang Yesus kepada saya. “Yesus kenapa disalib ma ? Yesus itu hebat ya ma ?” Dan dengan semangat mama akan menjawab setiap pertanyaan Gaby itu.
Gaby anak yang rajin Sekolah Minggu atas kemauannya sendiri. Kalau bangun pagi di hari Minggu pasti dia bangun dengan semangat karena takut terlambat Sekolah Minggu. Waktu pertama kali ikut Sekolah Minggu, dia pernah bilang ke saya “Enak banget ya ma ikut sekolah minggu. Minggu depan Bibie mau ikut Sekolah Minggu lagi ya. Minggu depannya lagi juga ya ma.”
Di hari Minggu terakhir sebelum kejadian tenggelam itu ( empat hari sebelumnya ), seperti biasa Gaby dan dedenya mengikuti Sekolah Minggu di Gereja St. Matias Rasul, sementara papa, mama, dan omanya mengikuti Misa di gereja itu.
Saya masih ingat dalam Misa itu Romo berkhotbah tentang “Siapakah Yesus menurut penghayatan anda masing-masing.” Jawaban setiap orang akan berbeda-beda, sesuai dengan penghayatan iman masing-masing. Ada yang menjawab Yesus itu Sahabat kita, ada yang menjawab Juruselamat, ada yang menjawab Yesus itu adalah Guru, Gembala yang baik, dll.” Semua itu disesuaiken dengan pengalaman iman masing-masing orang.
Selesai Misa, seperti biasa, selalu ada waktu untuk anak-anak Sekolah Minggu maju ke depan altar untuk menyanyikan lagu Sekolah Minggu. Hari iti mereka menyanyikan lagi ini :
Yesus sayang semua, semua, semua
Yesus sayang semua, sayang semua.
Sayang mama, saying papa, sayang adik, sayang kakak.
Sayang kamu dan saya, sayang semua.
Dari dekat pintu keluar, saya berdiri memandangi kedua anak saya yang sedang bernyanyi bersama teman-teman Sekolah Minggunya. Tidak terpikir sedikitpun dalam benak saya, bahwa itu adalah terakhir kalinya saya memandang Gaby bernyanyi di depan Altar Gereja itu.
Di malam harinya, saya masih teringat khotbah Romo tentang “Siapakah Yesus menurut anda.” Saya ingin tahu kalau pertanyaan itu saya berikan kepada Gaby, dia akan menjawab apa. Saya hanya ingin mengetahui penghayatannya terhadap Yesus sudah sampai sejauh mana. Saya bertanya “Menurut Bibie, Yesus itu siapa ?” lalu Gaby menjawab dengan lantang “Tuhan dan Juruselamat kita.” Lega sekali saya mendengar jawaban Gaby yang begitu yakin akan Yesus, Juruselamatnya.
Saya bersyukur karena dasar iman Kristiani ( sesuai iman kami ) telah tertanam dengan baik di dalam hatinya. Ya, bekal iman itu yang saat ini telah dibawanya ke hadapan Bapa di Surga.
Lagu sekolah minggu anak-anak :
Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
Dan sgalanya akan di b’ri bagimu. Haleluya.
Minta dan akan diberi bagimu,
Cari akan dapatkan,
Ketuk dan pintu akan dibukakan. Haleluya.
Amin.

Thursday, January 28, 2016

“Bayi Nyonya Vera, Pasien Dokter Hie”



Pagi itu masih terngiang jelas di telinga saya, sapaan Suster di RS Hermina Daan Mogot yang memasuki kamar rawat inap saya dengan mendorong seorang bayi mungil yang lucu “Bayi Nyonya Vera, pasien Dokter Hie.” Dan saya dulu menciptakan lagu untuk menyambut kedatangan Gaby. Lagu ini juga masih suka saya nyanyikan untuk Gaby sampai Gaby besar, dan Gaby sangat suka mendengarkan saya menyanyikan lagu ini : “Gebril dateng. Gebril dateng lagi. Mama nenenin Gebrilnya bobo.” ( diberi irama seperti lagu “Kasih ibu, kepada beta. Bagai sang surya menyinari dunia”).
Dulu saat melahirkan Gaby, di usia 23 tahun, saya masih sangat minim pengalaman bagaimana cara merawat bayi. Awalnya saya ngga berani gendong Gaby karena takut keseleo Gabynya karena mamanya sangat amatir ( belom pernah gendong-gendong bayi ).
Hari ke-2 pasca melahirkan Gaby, ASI saya belum keluar. Saya memberitahukan kepada Dokter Kandungan saya gimana caranya supaya ASInya keluar, karena saya tahu bahwa ASI itu sangat baik untuk pertumbuhan bayi agar tumbuh sehat dan cerdas. Dan saya diberikan obat namanya : Moloco, sehingga ASI saya keluar dengan lancar dan banyak. Gaby diberi ASI selama hampir 3 tahun.
Waktu dedenya di perut mama sampai lahir, Gaby juga masih mau diberi ASI. Jadi ganti-gantian deh sama dede alias ngantri ASI. Untung mamanya makannya banyak jadi dua-duanya ngga kekurangan gizi dan semuanya sehat.
Menyapih Gaby sangat susah. Akhirnya setelah Gaby sekolah PlayGroup baru bisa dihentikan pemberian ASInya dengan penjelasan “Malu nanti kalo ketahuan sama Missnya.”
Ini adalah gelang bayi Gaby di rumah sakit. Saya masih menyimpannya baik-baik sampai saat ini. Saya menyimpannya untuk kenang-kenangan buat Gaby, supaya nanti kalau papa mamanya sudah tidak ada lagi, dia masih bisa mengingat sejarah kelahirannya.
Namun gelang bayi Gaby ini sekarang malah menjadi kenangan untuk papa mamanya. Kenangan yang selalu mengingatkan betapa bahagianya kami dulu saat menyambut kelahiran Gaby, seorang malaikat kecil yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya dan membuat hidup kami semakin berarti.
Sama seperti dulu kami menantikan kelahirannya ke dunia ini, sekarang kami pun menantikan saat indah untuk dapat bertemu kembali dengan Gaby di Surga. Ya semoga kami bisa berkumpul kembali dengan Gaby suatu hari nanti.
Amin.

Video Gabriella










“Gaby Love Mama Forever”



Walaupun mama suka marahin Gaby, suka ngga sabaran ngajarin Gaby, suka buat Gaby menangis, suka suruh Gaby mengalah sama dede, tapi Gaby tetep sayang sama mama. Maafin mama ya Bie kalo mama belum bisa jadi mama yang baik buat Gaby. Mama banyak salah sama Gaby. Terima kasih Gaby sudah sayang sama mama. Gaby anak mama yang luar biasa. Sekarang Gaby happy2 di surga yah. Tunggu saatnya nanti semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam kasihNya. Amin.

“Ma, Bibie Mau Tidur Sama Mama.”



Selama ini Gaby mau tidur disebelah mama, tapi selalu gagal. Sampai beberapa hari sebelum kejadian tenggelam itu, Gaby mau tidur disamping mama, tapi ngga bolehsama dede. Dede yang sudah biasa tidur disamping mama. Jadi Gaby tidur di ujung, disebelah dede. Kita tidur bertiga. Tapi malam-malam dede bangun dan kesempitan. Dede nangis dan tendang-tendang kiri kanan kesempitan. Jadi mama pindahin Gaby ke kamar Gaby di sebelah. Gaby terbangun dan nangis berlinang-linang sambil berkata “Kenapa Bibie yang dipindahin. Selalu aja Bibie yang dipindahin. Mama ngga sayang Bibie banget sih. Sayangnya dede doang.” Sy menjawab “Kalo mama pindahin dede, nanti dedenya nangis bombay dan semuanya malah ngga tidur.”
Tapi pernyataan Gaby selalu mengusik hati saya sampai sekarang. Apa saya selama ini tidak adil ya sama Gaby ? Apa salah kalau saya menyuruhnya ngalah sama dede ? Sebab umumnya pasti anak yang lebih besar diminta untuk mengalah sama yang lebih kecil. Apalagi mereka cuma berjarak 2 tahun. Sering kali kepentingan mereka bentrok dan akhirnya berantem. Otomatis mamanya pusing dan suruh yang gede ngalah.
Maaf kalau selama ini Gaby selalu gagal bobo sama mama. Mama sudah siapkan tempat peristirahatan mama di samping makam Bibie ( di tempat saya berdiri di foto ini kelak saya akan dimakamkan ). Jadi kalau semasa hidup kemarin kita tidak bisa bobo bersebelahan, nanti kalau suatu hari mama pulang ke rumah Bapa mama akan bobo di samping Bibie selamanya, supaya kita bisa saling bergandengan tangan saat mengalami kebangkitan badan menyongsong kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya. Amin.

Gaby Love Bear




Ini boneka Teddy Bear Gaby hadiah ulang tahunnya yang ke 8 dari Ama. Foto ini juga hasil jepretan Gaby sendiri di hp mama. Gaby selalu membawa Teddy Bear ini kemana-mana. Teddy Bear ini juga selalu ikut mama mengantar dan menjemput Gaby di sekolah, tapi Teddynya nunggu di mobil. Selama perjalanan pergi dan pulang sekolah Teddy Bear ini selalu dipeluk sama Gaby. Sekarang Teddy Bearnya nemenin Gaby bobo di dalam peti jenazah.

“Ma Cepetan Pulang, Bibie Tungguin Ya !”



Kalau mama lagi pergi, Gaby selalu telpon mama “Jangan lama-lama ya ma. Bibie hitung ya 1-100 mama sudah harus sampai di depan rumah.” Nanti kalo masih belom pulang juga Gaby telpon lagi “Mama not to Gaby. Ayo cepetan pulang. Kalo lama pulangnya berarti mama ngga sayang Bibie.”
Pernah mama pulangnya agak malam, Gaby nungguin mama pulang sampai ketiduran di sofa ruang tamu sendirian dan gelap-gelapan, pakai baju tidur yang ada di foto ini. Padahal ama sudah ajak Gaby tidur di kamarnya atau di kamar ama, tapi Gaby ngga mau. So sweet Gaby.
Saya suka bertanya dalam hati “Gaby sayang banget sama mama. Pantas ngga ya mama disayang Gaby seperti ini ? Kayaknya mama suka galak sama Gaby, tapi Gaby begitu sayang sama mama.”
Thanks ya Bie sudah jadi anak mama yang luar biasa. Maaf kalo mama suka galak sama Bibie, tapi yang pasti mama juga sayang banget sama Bibie.

Horee, Sekarang Gaby Punya Dede



Sejak lahir Gaby ngga pernah mau jauh dari mama. Kalo ngga liat mama, pasti Gaby nangis. Kalo liat mama langsung senyum dan berhenti nangisnya. Pernah pas Gabybaru 2 bulan, waktu mama lagi mandi Gaby nangis kejer walaupun ada ama yang jaga. Mama jadi buru2 mandinya dan kepeleset di kamar mandi sampai ngga bisa bangun 1 minggu karena keseleo.
Pernah mama pergi sebentar keluar rumah, eh pulang-pulang Gaby nangis bombay sambil digendong ama. Kata ama, Gaby nangis terus ngga berhenti2. Pas liat mama pulang Gaby langsung senyum. Padahal tadinya nangis kejer. Kalau mama perginya 2 jam, pasti Gaby nangisnya juga 2 jam, sampai liat muka mama baru Gaby berhenti nangis. Gaby…Gaby…
Dulu mama mikir kalo Gaby sendirian ga punya saudara kandung pasti akan kesepian. Ga enak kalo jadi anak tunggal seperti mama. Enaknya banyak saudara jadi kalau sudah besar bisa saling bantu kalau suatu saat lagi ada masalah. Akhirnya pas Gaby umur 2 tahun 3 bulan, Gaby dikasih dede juga sama Tuhan.
Waktu mama lahirin dede di rumah sakit Hermina Daan Mogot, Gaby nungguin mama sampai jam 8 malam. Pas Gaby mau pulang ke rumah, Gaby bilang ke mama “Mama pulang juga ya sama Bibie.” Karena mama harus nginap di rumah sakit, Gaby nangis lagi. Masih teringat di telinga suara tangisan Gaby memecahkan keheningan malam di rumah sakit itu sampai suaranya menghilang dari kejauhan.
Ternyata sampai rumah Gaby tetep nangis. Sampai dini hari keesokan harinya Gaby baru berhenti nangis. Sampai ada 4 orang yang temenin Gaby tidur supaya berhenti nangis ( papa, ama, popo, kuku Sui-Sui ).
Pas mama pulang dari rumah sakit, Gaby menyambut mama dan dede di rumah pakai baju yang ada di foto ini. Gaby langsung lari keluar rumah menyambut mama dan dede walaupun masih pakai kaus dalam. Dan mama bilang “Hati-hati ya Bie ini dede bukan boneka. Jadi jangan loncat-loncat deket dede nanti keinjek lagi. Ini mama kasih dede buat Bibie. Supaya Bibie ngga kesepian. Nanti kalau sudah besar harus saling menyayangi dan saling bantu. Jangan kayak mama jadi anak tunggal. Ngga enak kalau sendirian dan ngga punya saudara.”
Sekarang dede bilang ke mama “Ma cie-cie kenapa tinggalin dede. Masa dede sendirian. Kan ngga enak sendirian. Enakan ada cie-cie Gaby.”
Jawab mama “Dede tetep punya cie-cie, tapi cie-cienya udah di surga. Nanti kalo dede sudah jadi nenek-nenek dan meninggal, pasti ketemu lagi sama cie-cie Gaby di Surga. Tapi dede ke surganya nanti aja kalau sudah jadi nenek-nenek.”
Dede menjawab “Nanti kalo dede jadi nenek-nenek ketemu cie-cie, nanti cie-cie masih kecil dong ma. Masa dede jadi nenek-nenek, cie-cie masih jadi anak kecil.”
Saat lagi makan ayam goreng, dede bertanya “Ma ini ayamnya udah ke surga ya ?”
Mama jawab “Kalo ayam mah ngga ke surga de. Manusia aja yang ke surga. Nanti kalo ayam juga ke surga, surganya penuh sama ayam dong. Soalnya dalam sehari bisa ada berapa banyak ayam yang mati untuk dimasak. Di setiap meter ada penjual sate ayam, ayam bakar, dll.”

Gaby Dalam Kenangan














Horee, Gaby Sudah Bisa Main Sepeda Roda Dua

Di hari Ulang Tahun Gaby yang ke 8 tahun tgl 27 Juni 2015, Gaby dapat hadiah sepeda roda 2 dari papa. Tapi Gaby saat itu belum bisa naik sepeda roda 2. Harus banyak latihan main sepeda nih sama mama.




Tgl 28 Juni 2015 pagi jam 08.30, keesokan hari setelah dapat hadiah sepeda dari papa, Gaby langsung latihan naik sepeda sama mama. Gaby bener-bener mau bisa naik sepeda. Gaby latihan sepeda di dekat rumah, tapi banyak motor dan mobil yang lewat, banyak mobil tetangga parkir di jalan, dan ada got yang lumayan besar. Jadi susah nih Gaby belajar sepeda. Mama takut Gaby keserempet motor, nabrak mobil tetangga yang lagi parkir, dan nyemplung ke got. Mama lagi atur strategi supaya Gaby bisa latihan sepeda di tempat yang mendukung dan lebih aman.




Akhirnya mama punya ide. Gaby latihan sepedanya di Ruko2 Green Lake City aja. Disana jalannya lebar dan lurus, ngga ada got, ngga ada mobil dan motor yang lalulalang sebab masih sepi. Gaby pasti lebih cepat bisa naik sepeda kalau latihan disana. Betul saja, baru 2x latihan disana, Gaby sudah lancar main sepeda. Dengan sedikit teori dari mama : kalau lagi goes kaki kiri, badan agak miring ke kanan, kalau lagi goes kaki kanan, badan miring sedikit ke kiri biar seimbang. Langsung lancar deh Gaby main sepedanya. Sempet 3x latihan disana. Horee Gaby sudah bisa main sepeda !








Nah ini Gaby sudah bisa main sepeda. Gaby juga buat catatan di HP mama “I love bicycle. I already can play the bicycle and i love it.” Gaby anak mama memang hebat, kalo diajarin pasti cepet bisa.


Setelah lancar main sepeda, jadi tenang deh kalo Gaby main sepeda di dekat rumah. Gaby sudah bisa keliling cluster, dan sempat sekali konvoy bersepeda sore berdua sama mama. Maaf ya Bie mama baru sempat 1x doang convoy sepeda sama Bibie. Gaby sering ajak mama konvoy sepeda bareng, tapi mama ngga sempet terus karena tukang cuci di rumah berhenti kerja. Jadi mama sibuk beres2 rumah dan ga sempet main sepeda bareng sama Bibie. Tapi setiap Bibie selesai main sepeda, mama selalu siapin segelas Ice Milo buat Bibie. Di depan mama langsung Bibie habiskan ice Milonya dalam hitungan detik. Haus ya Bie abis main sepeda ? Ma love Bie forever. So many wonderful memories with you that will never be forgotten.

Stiker Label Nama Gaby




Kumpulan stiker label nama Gaby untuk ditempel di buku2 dan alat tulis. Sudah mama persiapkan stoknya sampai Gaby Secondary / SMP.

Kenangan Sabtu Pagi sebelum Les Mandarin



Setiap Sabtu pagi jam 09.00 - 12.15 adalah jadwal les Mandarin Gaby. Biasanya jam segini kami sudah jalan sebab sebelum les Gaby temenin mama ke pasar. Gaby nanti yang pilih sendiri mau dimasakin sayur apa. Biasanya yang dia pilih ikan, kembang tahu, ayam kampung, sayur asem, katuk. Setelah itu Gaby jajan kue dan es susu kacang.

Dan buat bekal makanan les Gaby minta dibeliin nasi uduk di pasar itu atau nasi tim. Jadi setelah kepergian Gaby, saat saya ke pasar, banyak yang heboh saat sy bilang itu yang tenggelam Gaby. Penjual kue sampai penjual nasi uduk di pasar itu sampai jerit2 saking histerisnya. Bukan itu saja. Teman2 les Mandarinnya juga tidak percaya setelah lao shi menjelaskan kalau Gaby sudah tidak ada lagi karena tenggelam. 

Dokter Spesialis Anak yang menangani Gaby sejak lahir juga tidak kalah kagetnya. Teman sekolah minggunya juga ngga percaya kalau Gaby sudah meninggal. 

Walaupun baru berumur 8 tahun banyak orang yang sudah kenal sama Gaby. Semua Guru dan Kepala Sekolah TK Gaby di sekolah lamanya datang ke rumah duka. 

Beberapa guru lesnya juga datang ke rumah duka. Mereka bilang Gaby anak yang baik, pintar dan sehat. Itulah kesan orang-orang terhadap Gaby.

Foto di atas ini diambil Sabtu siang 5 September 2015 setelah Gaby pulang les mandarin.

Kenangan Saat Gaby Les Private Renang ( DI LUAR SEKOLAH )

Setiap hari Jumat jam 3 sore sulit rasanya menarik nafas, mengingat itu adalah jadwal les renang Gaby. Dia happy banget kalo sudah mau les renang. Setiap beberapa hari sebelum les, Gaby selalu minta disiapin baju renang dan perlengkapan renang buat les (baju renang, kacamata renang, handuk, sabun, shampo, sisir, topi renang, baju ganti).
Saat kejadian tenggelam di sekolah Gaby Kamis pagi,17 September 2015 seperti biasa saya juga sudah siapkan perlengkapan renang buat Gaby les keesokan harinya ( Jumat ). Namun Jumat 18 September 2015 Gaby sudah tidak bisa lagi datang les renang di kolam renang komplek dekat rumah. Baju renang dan baju ganti yang sudah disiapkan akhirnya saya masukkan ke dalam peti bersama jenazah Gaby, dengan harapan agar dia bisa memakainya untuk berenang di Surga sepuasnya di kolam renang yang indah.
Guru privat renangnya juga sangat kaget saat mendengar kabar Gaby tenggelam. Beliau datang ke rumah duka dan tidak percaya kok bisa Gaby tenggelam. Tapi setelah beliau mengetahui kenyataan bahwa ternyata Gaby tenggelam karena menolong temannya yang hampir tenggelam karena tidak bisa berenang namun tidak terpantau guru, beliau baru percaya ( memang orang yang menolong orang yang hampir tenggelam memiliki resiko yang besar untuk ikut tenggelam juga ).



Gaby yang awalnya tidak bisa berenang, karena tuntutan sekolah menjadikan pelajaran renang sebagai pelajaran wajib, maka kami memberinya les renang privat dengan harapan agar Gaby bisa lebih aman dan bisa mempertahankan diri di dalam air ( setiap orang tua pasti selalu memikirkan keamanan dan keselamatan anaknya ).
Saya selalu mendampingi Gaby setiap kali les renang, yang dimulai sejak akhir Mei 2015. Sudah 2 bulan terakhir Gaby mulai menguasai gaya katak.

Pertama Kali BERMIMPI BERTEMU GABY




Saya mau sedikit sharing mengenai keajaiban mimpi saya.
Hari ini tgl 29 Desember 2015, adalah hari ke 104 Gaby pulang ke rumah Bapa.
Pagi ini seperti biasa saya berdoa sebelum subuh dan tidur kembali setelah selesai berdoa. Tapi hari ini berbada dengan hari-hari sebelumnya. Selama 104 hari saya selalu berharap dapat bertemu Gaby dalam mimpi dan dapat melihat ia tersenyum pada saya, namun tidak pernah terjadi.
Baru pagi ini saya terbangun dan langsung menangis mengingat mimpi itu, mungkin terharu atau apa saya ngga bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Dalam mimpi saya barusan, Gaby memakai baju seragam sekolahnya batik biru ( seragam yang setiap hari dia pakai ke sekolah bahkan di pagi sebelum kepergiannya ). Gaby terlihat rapi dengan rambut dikuncir 2 kiri kanan ( saya juga tidak tahu siapa yang sudah bantu Gaby menguncir rambut disana ).
Gaby berbicara face to face kepada saya “Mama, papa, ama, Bibie tuh ada disini. Bibie bisa lihat mama, papa, ama disini. Mama, papa, ama memang ga bisa liat Bibie, tapi Bibie ada. Kalau mama, papa, ama inget sama Bibie, Bibie ada. Bibie tau mama, papa, ama selalu inget sama Bibie. Cuma dede yang ga inget sama Bibie.” Setelah itu saya cium pipinya sama seperti saat terakhir di pagi sebelum kejadian tenggelam saat mengantarnya sekolah.
Dan tadi dalam mimpi itu saya lihat Gaby memakai sandal baru yang belum pernah sy belikan selama dia hidup di dunia.
Gaby mau bilang kepada saya, papa dan amanya kalau dia itu ada dan selalu hidup di hati kami setiap kali kami mengingatnya. Dan dia tahu kami selalu mengingat dan menyayanginya.
Mimpi itu begitu nyata terutama saat saya mencium pipi Gaby. Pipi yang sama seperti yang selama ini sering saya cium. Tidak ada yang berubah dari Gaby dan saya yakin itu benar-benar Gaby.
Terima kasih Tuhan untuk mimpi indah saya hari ini bersama Gaby. Semoga kami semakin kuat melangkah ke depan dengan Gaby yang selalu ada di hati kami. Amin.

Selamat Tinggal Tahun 2015 yang Penuh Kepedihan



Selamat tinggal tahun 2015. Tahun yang diwarnai dengan duka mendalam atas kepergian putri tercinta kami Gabriella Sheryl Howard pada tgl 17 September 2015.
Tapi dari tahun 2015 ini juga saya belajar banyak tantang arti sebuah kehidupan dan tentang berbagai sifat manusia. Jujur saya sedih melihat kenyataan bahwa saat ini ternyata banyak sekali orang-orang yang tidak mau lagi mendengarkan suara hatinya, sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Namun untungnya masih tetap ada orang-orang yang setia mendengarkan suara hati mereka, suara hati yang jujur dan tidak pernah bohong.
Kematian Gaby adalah sangat-sangat mendadak dan tidak pernah terpikirkan oleh siapapun. Kematiannya mengubah 100 persen cara pandang saya mengenai hidup ini. Selama ini hidup seringkali sukar dinikmati secara utuh oleh kita karena masuk dalam rutinitas dunia yang tidak ada habisnya seperti banyak les, cari uang, belajar, dll. Ya itu semua memang penting demi masa depan. Tapi bila tidak dikendalikan secara bijak lama kelamaan itu semua berubah menjadi sebuah belenggu kehidupan yang pelan-pelan mengikis kebahagiaan hidup kita.
Kita masuk ke sistem dunia yang penuh tuntutan dan target yang mesti dikejar. Tapi apa itu tujuan utama manusia hidup di dunia ini ? Ternyata jawabannya adalah Tidak. Bukan itu tujuan hidup manusia yang utama. Sebab sebagaimana kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa, demikian juga saat kita meninggal kita tidak membawa apapun juga. Hanya yang ada di hati yang kita bawa dan kita pertanggungjawabkan kepada Allah Bapa Sang Pencipta. Tapi orang sering lupa akan hal itu, termasuk saya.
Saya selama ini lebih banyak memikirkan hal duniawi saja dan sangat sedikit memikirkan tentang bagaimana hidup saya setelah kematian ?
Apakah yang selama ini saya lakukan sudah layak di mata Tuhan ?
Tuhan sudah begitu mengasihi saya selama ini, tapi apa yang sudah saya berikan untuk Tuhan ?
Apa yang dapat saya bawa sebagai ucapan terima kasih saya kepadaNya saat saya kelak menghadapNya ?
Mulai sekarang saya akan memikirkannya. Memikirkan bagaimana saya harus berterima kasih kepada Tuhan atas segala kebaikannya yang telah Dia berikan kepada saya selama ini. Tuhan sungguh baik.
Sesungguhnya dibalik peristiwa kematian anak saya, Tuhan telah menyelamatkan jiwa saya. Gaby adalah malaikat kecil saya yang membawa kabar gembira tentang keselamatan dari Tuhan (sesuai dengan namanya Gabriella yang adalah bentuk feminim dari Malaikat Gabriel, Sheryl artinya : yang pantas disayangi / yang disayang). Amin.

Kenangan Bersama Gaby di Dak Atas




Banyak kenangan manis diatas dak ini bersama Gaby. Main layangan, berenang di kolam renang karet, dan seringkali saya dan Gaby menikmati keindahan sunrise dan sunset sambil berpelukan diatas dak ini. Kenangan indah yang tak pernah terlupakan. Dan sekarang, dari atas dak ini saya berharap Gaby melambaikan tangannya kepada saya setiap kali saya memandang ke langit.

Kumpulan Berita Tenggelamnya Gabriella di Kolam Renang Sekolahnya Saat Pelajaran Renang Wajib