Friday, March 18, 2016

PEZIARAHAN PRIBADIKU KE 9 GUA MARIA


Pada Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah 2016 ini, Gereja Katholik menghimbau seluruh umatnya untuk melakukan peziarahan ke 9 Gua Maria yang ada di wilayah Keuskupan Agung Jakarta dan sekitarnya. Berdasarkan himbauan tersebut, aku memutuskan untuk melakukan peziarahan pribadi ke 9 Gua Maria sesuai pilihanku. 

Aku memilih berziarah secara pribadi / seorang diri, sebab peziarahanku kali ini ingin kulakukan secara khusyuk dan kupersembahkan secara khusus untuk ketenangan arwah putri tercintaku.



Selain mendoakan ketenangan arwah Gaby, aku juga memohon doa dan perlindungan dari Bunda Maria dalam memperjuangkan kasus kematian Gaby agar mencapai titik terang. 

Peziarahanku kali ini merupakan prosesi sungkeman kepada Bunda Maria yang adalah Mama Surgawi bagiku, yang sangat patut untuk kuhormati, dan ketaatannya kepada Allah yang luar biasa menjadikannya teladan hidupku.

Dengan pertolongan dari Allah Tri Tunggal Maha Kudus, dan doa restu dari Bunda Maria, aku yakin langkahku ke depan akan semakin diberkati.

Senin, 14 Maret 2016, peziarahanku dimulai. Aku berangkat sekitar jam 11.30, dengan membawa foto Gaby, lilin, korek api, dan bunga mawar merah yang telah kupersiapkan sehari sebelumnya untuk diletakkan di tiap-tiap Gua Maria yang aku kunjungi. Tidak lupa juga aku membawa Rosario, lembar Doa Novena 3 Salam Maria, dan lembar Doa Novena Yang Tak Pernah Gagal. 

Berikut kisah perjalanan peziarahanku yang dilaksanakan selama 3 hari, dimulai pada hari Senin, 14 Maret 2016 dan berakhir pada hari Rabu, 16 Maret 2016, dimana di hari pertama aku mengunjungi 5 Gua Maria, di hari kedua mengunjungi 3 Gua Maria, dan di hari ketiga mengunjungi 1 Gua Maria.

1. Gua Maria St. Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral, Jakarta.


Aku mengawali peziarahanku ke Gua Maria Paroki Katedral. Aku tiba disana sekitar pukul 12.20. Di Gua Maria ini aku berdoa Rosario, Novena 3 Salam Maria, dan Novena yang Tidak Pernah Gagal, sehingga tanpa terasa aku berdoa hampir 1,5 jam di Gua Maria ini. Itulah sebabnya alasanku memilih berziarah seorang diri, supaya aku bisa lebih leluasa berdoa mengungkapkan semua isi hatiku kepada Mama Surgawiku, yaitu Bunda Maria.

Mengingat masih banyak tempat peziarahanku yang harus ditempuh, aku memutuskan untuk berdoa Rosario hanya di Gua Maria yang pertama kali aku kunjungi, yaitu di Gua Maria di Gereja Katedral ini. Untuk peziarahan ke Gua Maria selanjutnya aku hanya berdoa Novena 3 Salam Maria dan Novena yang Tidak Pernah Gagal.


2. Gua Maria Paroki Santa Theresia, Menteng, Jakarta.


Peziarahan keduaku adalah Gua Maria Paroki Santa Theresia, yang letaknya tidak terlalu jauh dari Gereja Katedral. Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Santa Theresia karena Gereja ini memiliki kenangan tersendiri bagi mamaku. Gereja ini adalah tempat dimana mamaku dulu pertama kali mendapat pengajaran agama Katholik bersama teman-teman sekolahnya ketika masih remaja. Namun karena tidak mendapat izin dari orang tuanya, iman Kristiani mamaku tidak berlanjut.


3. Gua Maria Paroki Kristus Salvator, Slipi, Jakarta.


Peziarahan ketigaku adalah Gua Maria Paroki Kristus Salvator, yang terletak di Slipi. Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Kristus Salvator karena gereja ini merupakan tempat dimana aku dan mamaku menerima Sakramen Babtis.

Setelah tertunda belasan tahun, akhirnya panggilan hidup secara Katholik muncul kembali dalam diri mamaku setelah kakek, nenek, dan papaku meninggal dunia. Saat itu mamaku dengan kehendak bebasnya memilih untuk menerima Yesus dalam hatinya dan menerima Sakramen Babtis di gereja ini, setelah sebelumnya mengikuti pelajaran agama Katholik selama kurang lebih satu tahun. Beberapa tahun kemudian, aku pun menerima Sakramen Babtis saat berusia 8 tahun di gereja ini, lalu disusul dengan Komuni Pertama dan Sakramen Krisma yang juga aku terima di gereja ini.


4. Gua Maria Paroki Maria Bunda Karmel, Jakarta.


Peziarahan keempatku adalah Gua Maria Paroki Maria Bunda Karmel.

Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Maria Bunda Karmel karena gereja ini merupakan tempat dimana aku dan suamiku menerima Sakramen Perkawinan pada Juli 2005. Masih kuingat kata-kata Alm. Romo Widodo, O.Carm di tengah-tengah upacara pernikahan kami "Silahkan sekarang kedua mempelai menghadap kepada Mama Surgawi, yaitu Bunda Maria." Istilah "Mama Surgawi" untuk Bunda Maria ini aku dapatkan dari Alm. Romo Widodo, O.Carm. Menurutku sebutan "Mama Surgawi" memiliki makna yang bisa membuat kita merasa lebih dekat dengan Bunda Maria.


5. Gua Maria Paroki Santo Kristoforus, Grogol, Jakarta.


Peziarahan kelimaku adalah Gua Maria Paroki Santo Kristoforus, Grogol.

Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Santo Kristoforus karena kami sekeluarga cukup sering mengikuti Misa di gereja ini pada hari Minggu bersama Gaby semasa hidupnya.

Masih teringat jelas kenangan Misa Minggu Palma tahun 2015 kemarin dimana kami sekeluarga bersama Gaby, berbaris bersama mengikuti Perarakan Misa di Gereja St. Kristoforus, dimana batang daun palmanya diikat pita merah.

Sedih rasanya mengingat Misa Minggu Palma pada Maret 2015 kemarin ternyata merupakan Misa Minggu Palma terakhir kami bersama Gaby, sementara 2 hari lagi akan dilaksanakan Misa Minggu Palma untuk tahun 2016.

Berikut foto kenangan Gaby saat berada di Gereja St. Kristoforus :





Aku menyelesaikan peziarahanku di Gua Maria Paroki Kristoforus sekitar pukul 18.00. Karena sudah cukup sore, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan peziarahanku keesokan harinya.

Sesampainya di rumah, kuletakkan kembali foto Gaby pada Ruang Doa dan kuletakkan juga dua tangkai mawar yang tadi telah kubawa berkeliling ke 5 Gua Maria yang kukunjungi.



6. Gua Maria Paroki Santo Andreas, Kedoya, Jakarta.


Peziarahan keenamku adalah Gua Maria Paroki Santo Andreas, Kedoya.

Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Santo Andreas karena Paroki St. Andreas adalah Paroki papa Gaby sebelum kami menikah.


7. Gua Maria Paroki Maria Kusuma Karmel, Meruya, Jakarta.


Peziarahan ketujuhku adalah Gua Maria Paroki Kusuma Karmel, Meruya.

Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Kusuma Karmel karena di Gua Maria ini Gaby paling sering menyalakan lilin bersama adiknya setelah selesai misa. Letak Gua Maria di Gereja MKK ini cukup strategis dan mudah dijangkau karena berada di tengah-tengah kawasan gereja, sehingga Gaby selalu berkeinginan untuk menyalakan lilin di Gua Maria ini setelah selesai misa.


8. Gua Maria Bunda Penebus, Paroki St. Thomas Rasul, Bojong, Jakarta.


Peziarahan kedelapanku adalah Gua Maria Bunda Penebus, Paroki St. Thomas Rasul ( Satora ), Bojong.

Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Satora karena Gua Maria di Paroki ini unik dan lain daripada yang lain. Simbol patung Pieta ini menggambarkan kasih sayang Bunda Maria yang tak terbatas kepada Yesus, Putranya yang tunggal.

Hati Bunda Maria ikut tersalib bersama Yesus, namun Bunda Maria tetap setia mendampingiNya sampai jenazahNya diturunkan dari kayu salib dan diletakkan di dalam pangkuannya sebelum dimakamkan. Duka cita Maria, kuatkanlah kami.

Karena hari sudah sore, setelah selesai mengunjungi Gua Maria Bunda Penebus Paroki Satora, aku memutuskan untuk melanjutkan peziarahanku keesokan harinya.


9. Gua Maria Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang


Peziarahan kesembilanku adalah Gua Maria Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang, dan sekaligus menutup peziarahanku ke 9 Gua Maria.

Aku memilih berziarah ke Gua Maria Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda karena Paroki ini memiliki kenangan khusus bagiku. Rasanya sesuatu banget dengan peziarahan terakhirku di gereja ini.

Dulu di gereja ini aku berharap dikaruniai anak pertamaku ( Gaby ). Di gereja ini pula aku memohon keselamatan selama mengandung Gaby, agar Gaby bisa lahir dengan sehat dan selamat. Semua doaku sudah dikabulkan. Baby Gaby pun akhirnya dibabtis di gereja ini pada Minggu, 7 Oktober 2007.

Namun hari ini, Rabu 16 Maret 2016, aku datang kembali ke gereja ini untuk mendoakan ketenangan arwah Gaby dan mohon doa restu dari Bunda Maria dalam memperjuangkan kasus kematian Gaby di sekolahnya agar mencapai titik terang.

Aku yakin, doaku kali ini juga akan dikabulkan, sama seperti doa-doaku sebelumnya, karena Allah Maha Baik, dan Bunda Maria senantiasa mendoakanku sekarang, dan sampai aku mati nanti. Amin.

Demikianlah kisah peziarahanku ke 9 Gua Maria di wilayah Keuskupan Agung Jakarta dan sekitarnya.



YA NAMAMU MARIA

Ya nama-Mu Maria, Bunda yang kucinta.
Merdu menawan hati segala anak-Mu.
Patutlah nama itu hidup di batinku.
Dan nanti kuucapkan di saat ajalku.

Ya nama yang keramat, perisai hidupku.
Dengan nama Maria, aku pasti menang.
Patutlah nama itu hidup di batinku.
Dan nanti kuucapkan di saat ajalku.

Bila hatiku risau, dan dirundung duka.
Kuingat nama ibu yang pasti menghibur.
Patutlah nama itu hidup di batinku.
Dan nanti kuucapkan di saat ajalku.










No comments:

Post a Comment