Sahabatku,
Ingatkah saat pertama kali kita
saling berkenalan ? Saat itu kita masih berumur 6 tahun.
Di hari pertama duduk di kelas 1 SD,
di sekolah baru kita, kita memulai lembaran baru hidup kita. Kita meninggalkan kenangan
indah kita bersama teman-teman TK kita di sekolah yang lama.
Di kelas kita hanya ada 4 ( empat )
orang anak perempuan, 2 ( dua ) diantaranya sudah bersekolah disana sejak TK,
sehingga mereka berdua terlihat begitu akrab. Jadi hanya kita berdua yang
merupakan murid perempuan baru di kelas itu.
Saat itu kita masih saling
malu-malu...Tapi lama-lama kita menjadi semakin akrab, karena kita sama-sama
anak baru.
Di sekolah, seringkali kita berbisik menggunakan Bahasa Indonesia, karena saat
itu kita belum lancar berbahasa Inggris.
Kau adalah sahabatku yang paling
dekat di sekolah. Kemana-mana kita selalu bersama. Bahkan sampai ke toliet pun
kita selalu bersama.
Aku selalu menceritakan tentang
persahabatan kita kepada mamaku. Aku juga sering menuliskan namamu di buku
harianku, KARENA KAU SAHABATKU...
Kita juga pernah bertengkar seperti
layaknya anak-anak kecil lainnya, tapi aku tidak pernah memasukkannya ke dalam
hati. Aku tidak mau bertengkar denganmu,
KARENA KAU SAHABATKU...
Masihkah kau simpan surat kecil yang pernah kuberikan padamu saat kita
masih kelas 1 SD ? Aku memasukkan suratnya ke dalam kertas Angpao yang aku
dapatkan di hari imlek. Sebelum aku memberikannya kepadamu, tanpa sengaja
mamaku membaca suratnya. Masih ingatkah kau akan isi suratku itu ?
Setiap kali field trip, di dalam bus
kita selalu duduk bersebelahan. Kau pun sering melihat aku melambaikan tangan
kepada mamaku saat bus kita mau berangkat.
Naik kelas 2 SD, kita tetap satu
kelas lagi, karena di sekolah kita tiap angkatan hanya terdiri dari satu kelas.
Saat kelas 2 SD, kita ada acara
field trip ke daerah Cibubur. Ingatkah kenangan kita bersama saat field trip di
Cibubur ? Saat itu kau sedang menemukan kesulitan, dan aku mengulurkan tanganku
untuk menolongmu tanpa segan. Setelah sampai di rumah, aku tidak
menceritakannya kepada mamaku. Malah kau yang menceritakannya kepada mamamu dan
akhirnya mamaku mengetahuinya dari cerita mamamu.
Di kelas 3 SD, suasana kelas kita
mulai berbeda, karena ada 3 ( tiga ) anak perempuan baru yang bergabung di
kelas kita. Kalau biasanya kita hanya main berdua, sekarang kita mulai main
berlima. Aku senang sekali karena kini aku punya banyak teman. Tapi jangan khawatir kawan, kau tetap sahabat spesialku....
Kamis, 10 September 2015 ( satu
minggu sebelum kepergianku ), kita mengikuti pelajaran renang wajib di sekolah
seperti minggu sebelumnya ( tapi saat itu kita tidak diambil nilai renang ).
Kita melepas seragam batik biru kita dan memakai pakaian renang. Setelah
selesai pelajaran renang, kita membersihkan badan, lalu mengenakan lagi seragam
batik biru kita.
Siangnya, saat pulang sekolah,
mamaku mengatakan bahwa baju seragam yang aku pakai sepertinya bukan milikku.
Mamaku hafal sekali dengan ciri-ciri baju seragamku, karena ia sering
menolongku untuk memakaikan dan melepaskan baju seragamku. Ternyata aku baru sadar
bahwa baju seragamku tertukar dengan bajumu. Mamaku lalu memberitahu mamamu,
dan beberapa hari kemudian kita saling menukarkan seragam kita kembali.
Sampai akhirnya kita kembali
mengikuti pelajaran renang wajib pada Kamis, 17 September 2015. Aku tidak
menyangka bahwa pada hari itu hidupku akan berakhir di kolam renang sekolah
kita.
Sahabatku, masih ingatkah kejadian
Kamis pagi itu ? Saat itu kita ( para anak perempuan ) sedang berlima menunggu
giliran dites renang. Lalu karana akan diambil nilai, kau mau belajar berenang
menggunakan board meskipun kau tidak bisa berenang ?
Beberapa bulan yang lalu, akupun
sama sepertimu, tidak bisa berenang. Ingatkah saat kita masih kelas 2 SD, kita
sama-sama tidak berani masuk kolam kalau pelajaran renang, karena kita tidak
bisa berenang, dan kita sama-sama takut tenggelam ? Seandainya kita tahu bahwa
kedalaman kolam renangnya 160 cm, kita pasti lebih takut lagi.
Karena kini di sekolah kita
pelajaran renang dijadikan pelajaran wajib, maka papa dan mamaku memikirkan
keamananku saat renang. Mereka memberiku les renang privat, dan aku kini mulai
bisa sedikit gaya katak. Mengapa papa dan mamaku memberi les renang saat kelas
2 SD ? Karena saat kita kelas 1 SD, pelajaran renangnya bukan pelajaran wajib,
tidak diambil nilai, dan dijadwalkan hanya sebulan sekali. Namun saat kita
kelas 2 SD, kebijakan renang berubah seiring dengan masuknya kepala sekolah SD
yang baru. Kini pelajaran renang menjadi pelajaran wajib dan dijadwalkan 4 kali
dalam satu bulan ( berselang seling ), dan diambil nilai. Kau tahu sahabat, mamaku bahkan masih menyimpan jadwal renang waktu kita masih kelas 1 SD dulu ( zaman kepala sekolah yang lama ) !
Jadwal Pelajaran Renang Gaby saat Kelas 1 SD ( zaman Kepala Sekolah yang Lama )
Kamis pagi itu, dari kolam renang kau memanggil namaku "Gaby...Gaby..." Aku mendengarnya, dan aku segera datang
menghampirimu, KARENA KAU SAHABATKU...
Aku berusaha menolongmu walaupun aku
tidak tahu bagaimana cara menolongmu. Hanya kau dan aku yang tahu persis apa
yang terjadi saat itu, bagaimana kita berjuang bersama untuk tidak tenggelam. Tidak ada guru yang mengawasi kita. Tidak ada guru yang menolong kita. Hingga akhirnya, aku merasakan air mulai masuk ke
lubang hidungku, menerobos sampai ke paru-paruku. Perih….pedih…dan akupun
pasrah hingga aku tidak mampu bernafas lagi...Hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku telah meninggal dunia...
Aku tidak dapat lagi
bertemu mamaku…papaku…adikku…dan amaku di rumah…Aku tidak bisa pulang lagi ke
rumah…
Aku sedih…Aku menangis…Tapi tidak ada satu orang pun yang mendengar tangisanku…
Hingga akhirnya aku melihat sebuah
cahaya yang memancarkan kehangatan. Cahaya itu membuatku tenang. Aku tidak
merasa sendirian lagi. Perlahan-lahan aku melihat sosok yang tidak asing lagi
bagiku, Dia Juru Selamatku, Tuhan Yesusku. Dia memelukku dan menyeka air
mataku. Dia membawaku masuk ke suatu tempat yang indah.
Disini, aku tidak merasa kesepian
lagi. Ada banyak teman yang mau main bersamaku. Disini, aku juga tidak pernah
merasa kehilangan mamaku…papaku…adikku…dan amaku…karena mereka selalu
mengirimkan doa-doa terbaik mereka untukku.
Aku berharap suatu saat nanti, aku
dapat berkumpul kembali dengan mereka disini, di rumah Bapa. Dan aku juga
berharap, suatu saat nanti aku dapat bertemu kembali denganmu, KARENA KAU
SAHABATKU…