Karena mama sekarang sudah ngga bisa melihat senyum manis Bibie lagi di hari ulang tahun Bibie, maka mama berharap bisa melihat senyum manis anak-anak kecil di Panti Asuhan yang setiap hari kita lewatin kalau kita berangkat ke sekolah. Bahkan di hari terakhir itu, kita masih melewati Panti Asuhan ini, dimana ketika itu mama sama sekali tidak menyangka bahwa itu adalah perjalanan terakhir kebersamaan kita di dunia dan perjalanan terakhir Bibie ke sekolah.
Saat mama mempersiapkan Goody Bag ultah Gaby, mama ditemani oleh dede. Sambil lihatin mama memasukkan makanan ke dalam plastik, dede bertanya “Ma, anak-anak pantinya tau ngga kalo anak yang mau ulang tahunnya udah di Surga ?” Mama jawab “Belom de. Mama belom bilangin ke mereka.”
Mama jadi teringat, kurang lebih 1,5 tahun yang lalu, mama melakukan ziarah pribadi ke 9 Gua Maria di wilayah Jakarta dan Tangerang. Di setiap Gua Maria yang mama kunjungi, mama berdoa Novena 3 Salam Maria untuk mendoakan ketenangan arwah Gaby, dan untuk meminta doa restu dari Bunda Maria menjelang pembongkaran makam Gaby, yang akan dilaksanakan beberapa minggu kemudian oleh Pihak Kepolisian bersama Tim Dokter Forensik, guna keperluan otopsi dalam rangka melengkapi berkas perkara atas kasus kematian Gaby di sekolahnya.
Ketika mama sedang berada di salah satu Gua Maria dalam sebuah gereja, tempat dimana dulu mama menerima Sakramen Perkawinan, tiba-tiba datang seorang ibu yang juga hendak berdoa di Gua Maria tersebut. Namun sebelum ia mulai berdoa, Hpnya berbunyi, dan ia mengangkat telepon tersebut. Saat itu mama juga belum mulai berdoa. Mama baru selesai menyalakan lilin dan meletakkan setangkai mawar di dalam pot yang tersedia disana.
Karena jarak duduk ibu tersebut tidak terlalu jauh dari tempat duduk mama, mama pun dapat mendengar obrolan si ibu tersebut dengan orang yang menelponnya. Sepertinya ia menerima telepon dari seorang temannya. Dalam pembicaraannya, kurang lebih ia berkata demikian “Ini saya lagi di Gua Maria nih. Saya mau doain anak saya yang sekarang lagi di interview di Universitas favoritnya di Singapore. Jam-jam segini anak saya disana lagi pas diinterview. Saya bantu doa lah dari sini supaya semuanya berjalan lancar disana.”
Dari situ mama berpikir “DIMANAPUN ANAKNYA BERADA, SEORANG IBU PASTI AKAN SELALU BERUSAHA MENDOAKAN DAN MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK ANAK-ANAKNYA.
Si ibu tersebut berada di Gua Maria ini untuk mendoakan kelancaran interview anaknya di salah satu Universitas di Singapore, sedangkan mama berada di Gua Maria ini untuk mendoakan ketenangan arwah anak mama, Gaby, agar Gaby mendapat tempat terbaik di sisiNya, dan kasus kematiannya dapat terungkap sebagaimana mestinya sesuai kebenaran yang ada, dan juga berdoa agar proses otopsi Gaby nanti dibungkus oleh darah Yesus sehingga dapat berjalan dengan lancar. Masalah doa mama nanti akan dikabulkan oleh Tuhan atau tidak, semua tergantung pada kehendak Tuhan. Yang terpenting, mama selalu bahagia apabila bisa memanjatkan doa-doa yang terbaik untuk Gaby dan juga untuk dede.”
Setiap kali orang bertanya “Anaknya berapa ?” Mama selalu menjawab “Dua orang. Tapi yang satu sudah di Surga.” Bahkan tidak jarang mama memperlihatkan foto anak mama yang sudah di surga kepada mereka yang bertanya tersebut, karena foto-foto Gaby tersimpan dengan lengkap di Hp mama.
Ketika kami mengingat, mengenang dan mendoakan Gaby, disitulah kami tetap merasa bahwa Gaby tetap ada bersama-sama dengan kami.
BIBIE…WHEREVER YOU ARE… WE ALWAYS LOVE YOU...
Thanks Ama, tadi subuh sudah masakin bakmi goreng untuk peringatan hari kelahiran Bibie...
( Karena tadi pagi mama belum berhasil terbangin spanduk Birthdaynya Bibie pakai balon gas, spanduknya jadi bisa diajak foto bareng. Ternyata ada hikmahnya juga ☺ )
* * *
MENGENANG KELAHIRAN GABY 10 TAHUN YANG LALU…
( sambil memandang foto Gaby saat bayi yang masih tergantung di dinding kamarnya )
( sambil memandang foto Gaby saat bayi yang masih tergantung di dinding kamarnya )
Pengalaman pertama seringkali meninggalkan kesan yang spesial bagi yang mengalaminya , seperti pengalaman pertama kali bersekolah, pertama kali bekerja, dan juga pertama kali memiliki anak. Berikut pengalaman kami atas kelahiran anak pertama kami, GABRIELLA SHERYL HOWARD, yang tidak terlupakan :
Walaupun 10
tahun telah berlalu, dan walaupun 21 ( dua puluh satu ) bulan yang lalu
Gaby sudah meninggalkan dunia ini, tapi kenangan bersama Gaby akan
selalu melekat di dalam hati kami. Kenangan itu bermula sejak Gaby
berupa titik di dalam perut mama, sampai akhirnya Gaby lahir ke dunia
ini pada Rabu malam, 27 Juni 2007.
Mama masih ingat kronologi kelahiran Gaby saat itu, siapa saja yang datang ke rumah sakit sebelum mama dioperasi Caesar, bagaimana papa Gaby mendoakan mama dan Gaby sebelum kita didorong masuk ke ruang operasi, sampai kepada obrolan para dokter saat mama dioperasi. Masih terngiang dengan jelas suara tangisan Gaby yang memecah keheningan malam itu. Betapa bahagianya mama saat seorang dokter dalam ruang operasi tersebut memperlihatkan Gaby kepada mama sambil berkata “Anaknya perempuan yah bu.”
Mama juga masih ingat waktu itu kita ( mama dan baby Gaby ) pulang dari rumah sakit pada hari Minggu siang. Gaby pulang ke rumah dengan memakai baju lengan panjang warna pink dan bedongan warna pink, yang sengaja mama siapkan untuk dipakaikan oleh perawat rumah sakit saat Gaby mau dibawa pulang.
Waktu itu AC mobil kita rusak, jadi sampai di rumah Gabynya pipinya merah kayak tomat karena kepanasan di perjalanan. Biar adem, baju baby Gaby diganti dengan yang lengan pendek. Eh, baru sekitar satu jam Gaby pulang ke rumah, mendadak listrik padam, dan baru menyala kembali setelah magrib.
Hari-hari selanjutnya, pada pagi hari mama menjemur baby Gaby dibawah sinar matahari pagi di depan rumah. Supaya tulang Gaby sehat dan kuat, baju Gaby dibuka dan hanya dijemur mengenakan popok. Seringkali mama dipipisin sama Gaby saat sedang dijemur. Sesekali mama membetulkan posisi kain kasa yang menutupi mata Gaby agar tidak silau terkena cahaya matahari. Tali pusar Gaby pun akhirnya copot pada hari Selasa.
Mama berusaha memberikan ASI sebanyak-banyaknya buat Gaby, supaya Gaby tumbuh menjadi sehat dan kuat.
Sejak bayi, Gaby selalu murah senyum. Wajahnya selalu ceria. Apabila menangis, Gaby tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali tersenyum. Dan kini mama berharap, Gaby juga akan selalu tersenyum dalam pangkuan Bapa di Surga...
Mama masih ingat kronologi kelahiran Gaby saat itu, siapa saja yang datang ke rumah sakit sebelum mama dioperasi Caesar, bagaimana papa Gaby mendoakan mama dan Gaby sebelum kita didorong masuk ke ruang operasi, sampai kepada obrolan para dokter saat mama dioperasi. Masih terngiang dengan jelas suara tangisan Gaby yang memecah keheningan malam itu. Betapa bahagianya mama saat seorang dokter dalam ruang operasi tersebut memperlihatkan Gaby kepada mama sambil berkata “Anaknya perempuan yah bu.”
Mama juga masih ingat waktu itu kita ( mama dan baby Gaby ) pulang dari rumah sakit pada hari Minggu siang. Gaby pulang ke rumah dengan memakai baju lengan panjang warna pink dan bedongan warna pink, yang sengaja mama siapkan untuk dipakaikan oleh perawat rumah sakit saat Gaby mau dibawa pulang.
Waktu itu AC mobil kita rusak, jadi sampai di rumah Gabynya pipinya merah kayak tomat karena kepanasan di perjalanan. Biar adem, baju baby Gaby diganti dengan yang lengan pendek. Eh, baru sekitar satu jam Gaby pulang ke rumah, mendadak listrik padam, dan baru menyala kembali setelah magrib.
Hari-hari selanjutnya, pada pagi hari mama menjemur baby Gaby dibawah sinar matahari pagi di depan rumah. Supaya tulang Gaby sehat dan kuat, baju Gaby dibuka dan hanya dijemur mengenakan popok. Seringkali mama dipipisin sama Gaby saat sedang dijemur. Sesekali mama membetulkan posisi kain kasa yang menutupi mata Gaby agar tidak silau terkena cahaya matahari. Tali pusar Gaby pun akhirnya copot pada hari Selasa.
Mama berusaha memberikan ASI sebanyak-banyaknya buat Gaby, supaya Gaby tumbuh menjadi sehat dan kuat.
Sejak bayi, Gaby selalu murah senyum. Wajahnya selalu ceria. Apabila menangis, Gaby tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali tersenyum. Dan kini mama berharap, Gaby juga akan selalu tersenyum dalam pangkuan Bapa di Surga...
No comments:
Post a Comment