Saturday, December 2, 2017

Gaby Tambah Tinggi Dalam Mimpi Mama Semalam


Akhirnya setelah sekian lama, mama ngimpiin Gaby lagi semalam.

Dalam mimpi mama bingung kok Bibie bisa ada di depan mama, sebab dalam mimpi semalam mama sadar bahwa Bibie sudah meninggal sebenarnya. Tapi mama lihat lagi baik-baik, dan itu benar Bibie.
Bibie berdiri di depan mama. Bibie memakai kaos tidur Micky Mouse biru yang dulu sering Bibie pakai. Bibie terlihat lebih tinggi dan kulit Bibie terlihat lebih putih dan kinclong. Tahi lalat di bibir dan pipi Bibie sangat jelas terlihat dan letaknya juga sesuai. Rambut Bibie terurai panjang dan poni Bibie juga tersisir rapi.

Mama langsung panggil "Bibie...Bibie..." lalu mama peluk dan cium pipi Bibie. Mama merasa itu adalah pipi yang sama seperti yang dulu sering mama cium. Tapi kalau dulu mama cium Bibie harus merunduk sedikit, tapi dalam mimpi semalam mama cium Bibie tanpa merunduk.

Setelah mama peluk dan cium, mama tinggal Bibie sebentar karena mama mau cari dede. Pas balik Bibienya udah ngga ada.

Pagi-pagi mama minta dede berdiri tegak dan mama cium dede sambil sedikit merunduk. Tinggi dede sekarang sudah lebih tinggi sedikit dari tinggi Bibie saat terakhir bersama mama. Dan mama masih tetap harus merunduk saat mencium dede sekarang. Sementara dalam mimpi tadi mama ngga perlu merunduk lagi untuk mencium pipi Bibie. Artinya Bibie tambah tinggi sekarang. Puji Tuhan. Tuhan menghibur mama lewat mimpi semalam dan Tuhan mungkin mau menyampaikan pesan bahwa Ia memelihara Bibie dengan baik di Surga.

Mama percaya bahwa kehidupan setelah kematian itu sungguh ada. Kehidupan manusia tidak berakhir setelah kematian, tetapi bersambung dalam sebuah misteri Illahi. Amin.

Tuesday, November 28, 2017

Vonis Hakim Kematian Gaby : Terdakwa Divonis Bebas


Jakarta, 28 November 2017

Setelah menunggu keadilan selama 2 tahun 2 bulan 11 hari, pada hari ini dibacakan Hasil Vonis Hakim atas kasus Gaby di Pengadilan Negeri Jakarta Barat "Menimbang bahwa Saksi-Saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Barat tidak ada yang merupakan saksi yang melihat kejadian secara langsung (Saksi Anak Tidak Bisa Dihadirkan oleh JPU), maka unsur kelalaian tidak dapat dibuktikan. Oleh karena itu Majelis Hakim memutuskan bahwa terdakwa tidak terbukti bersalah dan dibebaskan dari segala tuntutan."

Berita terkait :
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/29/09240071/2-tahun-meninggalnya-gaby-di-kolam-renang-dan-vonis-yang-mengecewakan

https://news.detik.com/berita/d-3747046/siswa-meninggal-saat-renang-guru-olahraga-divonis-bebas

http://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/28/17471351/guru-global-sevilla-divonis-bebas-terkait-kasus-meninggalnya-gabriella

https://metro.tempo.co/read/1037797/sidang-gaby-tenggelam-kenapa-hakim-vonis-terdakwa-tak-bersalah

https://metro.tempo.co/read/1037837/penyebab-jaksa-sidang-gaby-tewas-tenggelam-akan-ajukan-kasasi


Bibie, mama percaya Bibie bisa melihat semuanya dari Surga. Papa mama bersyukur Tuhan mengizinkan kami untuk mencapai titik ini. Papa mama tidak pernah menyesal atas apa yang telah kami perjuangkan. Biarlah perjuangan ini menjadi bukti bahwa papa dan mama tulus menyayangi Bibie. Biarkan Tuhan yang akan menegakkan keadilan untuk kita dengan caraNya yang Ajaib. Amin.


Saturday, November 25, 2017

Kasus Gaby : H-3 Menuju Vonis Hakim


Sekilas Perjuangan Keadilan untuk Gaby sebelum berkas perkaranya masuk pengadilan :




Kenangan Aktivitas Gaby di Sekolah sebelum kejadian tenggelam :


Thursday, November 23, 2017

H-5 MENUJU VONIS HAKIM



800 hari sudah Gaby pergi meninggalkan dunia ini. Selama 800 hari pula papa dan mama mengawal proses hukum kasus kematian Bibie di sekolah secara langsung, mulai dari kepolisian, kejaksaan, sampai pengadilan.

Setiap tetes air mata dan keringat yang terjatuh, serta setiap untaian doa yang membubung tinggi ke langit selama proses hukum ini berlangsung, biarlah melebur menjadi sebuah piala kasih sayang yang spesial kami persembahkan untuk Bibie yang sudah di surga.

Kasus Bibie sampai kepada titik ini semuanya adalah berkat penyertaan Tuhan. Setiap mujkizat yang diperlihatkan oleh Tuhan, dan setiap jalan yang telah dibukakan olehNya sampai pada hari ini, telah memberikan pengalaman iman yang luar biasa dalam hidup kami.

Kini Vonis Hakim tinggal 5 hari lagi. Semoga masih ada keadilan di dunia ini.

Tuesday, November 14, 2017

Sidang Duplik Kasus Gaby : Berharap Vonis Hakim Bijaksana dan Seadil-adilnya



Selasa, 14 November 2017,
Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali menggelar Sidang kasus kematian Gaby, dengan Nomor Perkara 68/Pid.B/2017/PN Jkt.Brt. Sidang dibuka pukul 16.00 WIB.

Berita terkait :
https://www.gatra.com/hukum/294930-pengacara-terdakwa-terlalu-dini-ada-unsur-kelalaian-kematian-gaby

https://metro.tempo.co/read/1033820/menjelang-vonis-gaby-tenggelam-kelalaian-disebut-tak-terbukti

Pada sidang hari ini, pengacara terdakwa membacakan Duplik/ Pembelaan terakhirnya kepada Majelis Hakim, dengan mengatakan "Dakwaan Jaksa sesuai Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kematian bukan sebagai kebenaran sejati karena tanpa alat bukti yang lainnya. Dokter Forensik yang dihadirkan di persidangan hanya dihadirkan sebagai Saksi, bukan sebagai Saksi Ahli. Terlalu dini dan cepat untuk mengatakan bahwa ada unsur kelalaian yang menyebabkan kematian. Tidak terbukti adanya unsur kelalaian yang dilakukan terdakwa."

Hakim Ketua lalu menjadwalkan sidang selanjutnya pada dua minggu kedepan, yaitu pada hari Selasa, 28 November 2017. Dalam sidang tersebut akan dibacakan Vonis Akhir terhadap terdakwa. Lalu Hakim Ketua menutup sidang dengan ketukan palu sebanyak 3 kali.

"Kami sangat berharap Majelis Hakim dapat menjatuhkan vonis kepada terdakwa dengan bijaksana dan tidak berat sebelah."


Thursday, November 9, 2017

Tuntutan Jaksa Dibacakan, Mama Pikir Salah Denger


Ketika tuntutan dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, kami duduk di posisi paling depan bagian kiri dari pintu masuk. Kursi tempat kami duduk sudah merupakan kursi dengan jarak terpendek dan terdekat deri posisi duduk JPU. Kami duduk diam dan memasang telinga kami baik-baik untuk mendengar tuntutan dibacakan.

Beberapa menit kemudian kami mendengar JPU berkata "Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan telah lalai menjaga murid hingga membuat salah satu murid yang bernama Gaby meninggal dunia. Oleh karena itu jaksa menuntut terdakwa dengan hukuman..." 

Lalu suara JPU yang membacakan semakin melemah hingga nyaris tak terdengar. Samar-samar mama mendengar "kurungan selama 10 bulan belum termasuk remisi."

Papa Gaby lalu menyenggol mama sambil bertanya "Berapa tuntutannya ?"

Mama nggak yakin jaksanya mengatakan "10 bulan." Karena mama takut salah dengar, mama jawab "Nggak tahu. Ngga kedengeran."

Lalu seorang wartawan maju ke depan mendekati mama dan bertanya kepada mama "Bu, tadi tuntutannya berapa lama ya bu ?" Mama kembali menjawab "Nggak tahu juga. Tadi nggak kedengeran."

Lalu Hakim bertanya kepada terdakwa "Saudara sudah paham dengan tuntutan jaksa ?" Terdakwa menggelengkan kepala.

Lalu Hakim Ketua meminta JPU membacakan ulang tuntutannya. Barulah terdengar agak jelas bahwa "Terdakwa dituntut dengan kurungan selama 10 bulan, belum termasuk remisi." JPU juga meminta agar langsung dilakukan penahanan terhadap terdakwa dan meminta terdakwa membayar ongkos perkara sebesar rp. 2.000,-"

Tuesday, November 7, 2017

Replik JPU : TERDAKWA TERBUKTI SECARA SAH & MEYAKINKAN TELAH LALAI MENJAGA MURID HINGGA MENYEBABKAN MURIDNYA ( GABY ) MENINGGAL DUNIA



Setelah sebelumnya sempat tertunda selama satu pekan, hari ini Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali menggelar sidang kasus kematian Gaby di sekolahnya. Dalam sidang ke-15 hari ini, Jaksa Penuntut Umum membacakan Replik yang merupakan tanggapan JPU terhadap Pledoi/ Pembelaan terdakwa yang sebelumnya telah dibacakan pada sidang tanggal 23 Oktober 2017. 

Dalam Repliknya hari ini, JPU menyampaikan :

"Menanggapi Pledoi terdakwa, dimana pengacara terdakwa meminta agar terdakwa dibebaskan dari segala tuntutan hukum atas kasus kematian Gaby di sekolahnya, JPU menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap terdakwa, saksi-saksi dan barang bukti selama di persidangan, telah TERBUKTI secara SAH dan MEYAKINKAN bahwa terdakwa telah LALAI dalam MENJAGA MURID hingga MENYEBABKAN salah satu MURIDNYA yang bernama Gaby, MENINGGAL DUNIA. Oleh karena itu Jaksa tetap pada tuntutannya. Jaksa memohon kepada Majelis Hakim agar mengabaikan Pledoi/ Pembelaan terdakwa, dan menjatuhkan hukuman kepada terdakwa selama 10 ( sepuluh ) BULAN penjara, serta membayar ongkos perkara sebesar Rp. 2.000,-."

Hakim Ketua kemudian memberi kesempatan kepada terdakwa untuk mengajukan duplik minggu depan.

Di akhir sidang, pengacara terdakwa mengatakan kepada Majelis Hakim bahwa mereka tetap meminta agar terdakwa dibebaskan dari segala tuntutan, sesuai dengan Pledoi yang telah mereka ajukan.

Hakim Ketua lalu menjawab "Saudara harus buat dupliknya. Harus dimuat apa yang menjadi sanggahan saudara terhadap Replik JPU tadi dalam sidang selanjutnya. Harus resmi. Sidang selanjutnya kita jadwalkan Selasa depan, tanggal 14 November 2017."

Berita terkait :
https://www.gatra.com/hukum/293883-sidang-gaby-jpu-terdakwa-terbukti-bersalah

https://metro.tempo.co/read/1031688/kasus-gaby-tenggelam-jaksa-tolak-pledoi-terdakwa

https://metro.tempo.co/read/1027310/ibunda-gaby-ungkap-isi-buku-kisah-anaknya-yang-tewas-tenggelam
 

Thursday, November 2, 2017

Ketika Mama Memandang Foto Gaby di Depan Altar


Hari ini seluruh umat Katholik merayakan Misa Arwah Semua Orang Beriman. Misa arwah ini adalah yang ke-3 kalinya bagi Gaby, dan kali ini Misa arwah di gereja Paroki kami memiliki nuansa yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Dalam Misa Arwah tahun-tahun sebelumnya, foto arwah yang ingin didoakan dibawa oleh masing-masing umat, dan umat diminta mengangkat foto arwah tersebut saat Romo berkeliling untuk memberikan berkat kepada para arwah dengan memercikkan air suci. 

Namun dalam Misa Arwah kali ini, foto-foto arwah dan nama-nama arwah yang hendak didoakan dikumpulkan terlebih dahulu ke Sekretariat Paroki paling lambat tanggal 31 Oktober 2017. Foto-foto tersebut kemudian disusun oleh Sie Liturgi di depan Altar sebelum Misa Arwah dimulai. Sedangkan nama-nama arwah yang telah diserahkan ke Sekretariat akan dibacakan satu per satu 30 menit sebelum Misa dimulai.


Hari ini mama sengaja datang lebih awal ke gereja supaya mama bisa mendapat tempat duduk yang agak depan. Sambil menunggu nama-nama arwah dibacakan, mama memandang foto Gaby diantara foto para arwah orang beriman lainnya yang telah diletakkan di depan Altar. Pikiran mama pun melayang ke suasana 2 tahun silam, saat Misa kedua pada hari Minggu, 13 September 2015 ( 4 hari sebelum Gaby tenggelam di sekolah ).

Ketika itu, Misa Minggu Pagi hampir selesai. Seperti biasa, sebelum Romo memberikan berkat penutup, anak-anak sekolah minggu berbaris menuju Altar untuk diberkati Romo satu per satu, kemudian mereka berdiri di depan Altar untuk menyanyikan lagu rohani anak-anak yang telah diajarkan oleh kakak Bina Imannya. Setelah itu mereka akan melakukan tepuk yel-yel tentang Yesus.
Hari itu Gaby dan dede juga ada diantara anak-anak sekolah minggu tersebut.

Tidak disangka, 4 hari kemudian Gaby kehilangan nyawanya

Romo yang ketika itu memberikan berkatnya dengan membuat tanda salib di dahi Gaby, 6 hari kemudian memimpin Misa Tutup Peti Gaby di Rumah Duka pada hari Sabtu, 19 September 2015.
Kini mama ngga bisa melihat Gaby bernyanyi lagi di depan Altar ini bersama anak-anak sekolah minggu lainnya, tapi mama masih bisa melihat foto Gaby terpasang di depan Altar ini, bersama dengan foto-foto arwah orang beriman lainnya.

Inilah misteri kehidupan. Suatu saat nanti, mama pun akan menjadi serupa dengan Bibie, yaitu menjadi arwah. Mama ngga tahu berapa lama lagi hal itu akan terjadi. Namun kepergian Bibie yang begitu mendadak, dalam keadaaan sehat walafiat dan dalam usia yang masih kecil, memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi mama bahwa maut bisa datang kapan saja, dimana saja, dalam usia berapa saja, dan dengan cara bagaimana saja.

Mama percaya bahwa saat ini Bibie sudah berbahagia dalam pangkuan Bapa di Surga. Oleh karena itu mama tidak pernah berhenti mendoakan Bibie, karena bagi mama, Bibie kini hanyalah sejauh doa.

Tuesday, October 24, 2017

Pledoi Pengacara Terdakwa


Berita terkait :
https://metro.tempo.co/read/1027003/sidang-gaby-tewas-tenggelam-hari-ini-terdakwa-bacakan-pleidoi#RqkfjLTuMzaVTi6O.01

https://metro.tempo.co/read/1027174/sidang-gaby-tewas-tenggelam-terdakwa-berkukuh-3-kali-peringatkan?TerkiniUtama&campaign=TerkiniUtama_Click_8#6SBYZPtpgFBY1ixP.01

https://www.gatra.com/hukum/291699-sidang-gaby-pengacara-tenggelamnya-gaby-merupakan-musibah

Sidang ke-14 kasus kematian Gaby kembali digelar pada Senin, 23 Oktober 2017 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan agenda pembacaan Pledoi oleh pengacara terdakwa. Pengacara terdakwa menyampaikan bahwa ia tidak sepemikiran dengan JPU.

Di akhir pledoinya, pengacara terdakwa memohon kepada majelis hakim untuk membebaskan terdakwa dari segala dakwaan karena tidak terbukti melakukan kelalaian sebagaimana dimuat dalam Pasal 359 KUHP, dan meminta agar biaya perkara persidangan dibebankan kepada negara.

Menanggapi pledoi pengacara terdakwa, JPU minggu depan akan mengajukan Replik. Sidang pembacaan Replik JPU rencananya digelar pada Senin depan, tanggal 30 Oktober 2017.

Thursday, October 19, 2017

DIARY SPECIAL FOR GABY...


Kemarin tanpa sengaja mama menemukan sebuah folder di komputer, yang berisi design khusus yang mama buat untuk cover diary Gaby. Diary itu mama berikan untuk Gaby sebagai hadiah Natal. Supaya surprise, mama sengaja membuat designnya di sela-sela waktu kerja mama, ketika Gaby sedang bersekolah, supaya ngga ketahuan sama Gaby. Kalau Gaby terlanjur tahu, nanti nggak surprise lagi.

Mama memberikan hadiah diary karena mama melihat bahwa Gaby sering menulis, bercerita, dan menggambar. Jadi mama berharap diary ini bisa menjadi tempat Gaby curhat, tempat Gaby menggambar dan menulis segala sesuatu yang Gaby suka.

Mama membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menyelesaikan design ini. Untuk cover diarynya mama menggunakan warna kesukaan Gaby, yaitu pink. Semua karakter cute yang ada dalam diary itu adalah karakter kesukaan Gaby. Mama juga memilih foto Gaby yang paling cute untung menghiasi cover depan diary Bibie, sehingga cover diary ini mencerminkan identitas pemiliknya.

Karena Gaby suka banget berada di samping mama, maka pada design cover diarynya mama juga menuliskan "Gaby with Mama" dalam sebuah love besar dengan dua gambar my melody. Gambar my melody itu melambangkan Bibie dan mama yang selalu bersama dan saling menyayangi.

Saat mama memberikan Diary ini, Bibie kelihatan girang banget. Pesan mama waktu itu “Bibie simpen sendiri nih diarynya. Kalo ada peristiwa penting apa yang mau Bibie catet, dicatet yang rapi di diary ini. Kalo lagi happy atau sedih tulis aja di diarynya. Nanti bisa buat kenang-kenangan. Tapi kalo bisa nulisnya yang bagus. Jangan dicorat-coret. Kalo ngga, Bibie simpen aja buat kalo udah gede baru dipakai diarynya” Dan Gaby menjawab “Oke.”

Sabtu, 19 September 2015...
Sekitar pukul 08.00, papa dan mama berangkat dari rumah menuju rumah duka tempat jenazah Bibie disemayamkan. Hari itu adalah hari malam kembang Gaby dimana malam harinya akan diadakan Misa Tutup Peti. Di tengah jalan, tiba-tiba mama teringat dengan diary Bibie ini dan meminta papa Bie untuk putar balik lagi ke rumah untuk mengambil diary ini.

Sesampainya di rumah, mama langsung menuju kamar ama. Terakhir mama lihat Bibie menenteng diary ini ke kamar ama. Tapi mama ngga tau Bibie simpan dimana diarynya. Mama cari-cari diarynya tapi ngga ketemu. Lalu mama bergumam pelan sambil terus mencari "Bie, Bibie simpen diarynya dimana Bie ? Mama mau masukin ke peti Bibie, sebab itu diary spesial buat Bibie." Selang beberapa lama, setelah laci lemari ama mama buka satu per satu, akhirnya mama menemukan diary ini di tengah-tengah tumpukan spreinya ama.

Kebayang ngga isi hati mama saat itu seperti apa ?

Mama membuka diary Bibie ini dan ternyata diarynya masih kosong. Lalu mama membawa diary ini ke rumah duka dan meletakkannya di peti jenazah Gaby.

Tuesday, October 10, 2017

Pengacara Terdakwa Belum Siap Bacakan Pledoi, Sidang Gaby Kembali Ditunda


Senin, 9 Oktober 2017...

Sejak pukul 11.15 kami menunggu di depan ruang sidang pengadilan, ditemani mendungnya langit sepanjang hari ini. Air hujanpun akhirnya tercurah turun ke bumi. Dan kami masih disini untuk setia menunggu mendengarkan pledoi/pembelaan terdakwa dan pengacaranya pada sidang ke-14 Kasus Kematian Gaby hari ini.

Deras hujan yang turun
Mengingatkanku padamu Gaby
Aku masih disini untuk setia

Selang waktu berganti
Aku percaya kau sudah di Surga
Tapi aku mencoba untuk setia

Sesaat malam datang
Menjemput kesendirianku
Dan bila pagi datang
Kutahu kau tak disampingku
Aku masih disini untuk setia

Sidang akhirnya dibuka oleh Majelis Hakim pada pukul 14.38. Dalam sidang sebelumnya, pengacara terdakwa rencananya akan membacakan pledoi/ nota pembelaan pada hari ini. Namun pengacara terdakwa mengatakan belum siap untuk membacakan pledoi/ pembelaan pada hari ini.

Hakim Ketua lalu berkata "Kami memberi kesempatan sampai minggu depan. Kalau sampai minggu depan pengacara terdakwa masih belum siap juga untuk mengajukan pledoi, maka kami anggap tidak ada pledoi. Jangan lupa minggu depan disiapkan juga soft copynya. Untuk itu sidang kami tunda menjadi Senin, 16 Oktober 2017."

Berita terkait :
https://www.gatra.com/hukum/289245-sidang-gaby-ditunda-pengacara-belum-siap-bacakan-pledoi

https://metro.tempo.co/read/1021471/sidang-gaby-tewas-tenggelam-terdakwa-ajukan-pleidoi-9-oktober

Terdakwa Kasus Kematian Gaby Dituntut 10 Bulan Penjara

Sidang ke-13 kasus kematian Gaby di sekolahnya, digelar pada Senin, 2 Oktober 2017 sekitar pukul 14.30, dengan agenda pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Dalam tuntutannya, JPU menuntut terdakwa dengan Pasal 359 KUHP tentang "Kelalaian yang menyebabkan kematian" dengan hukuman penjara selama 10 bulan, belum dipotong remisi. Menanggapi tuntutan JPU, terdakwa dan pengacaranya akan mengajukan pledoi/ nota pembelaan pada sidang selanjutnya, yaitu Senin, 9 Oktober 2017.



Berita terkait :

https://metro.tempo.co/read/1021291/sidang-gaby-tewas-tenggelam-jaksa-hari-ini-baca-tuntutan

https://metro.tempo.co/read/1021432/sidang-gaby-tewas-tenggelam-orang-tua-gaby-kecewa-tuntutan-jaksa#ciX1zC5mpiZr3AxM.01

https://www.gatra.com/hukum/288003-sidang-kematian-gaby-keluarga-kecewa-tuntutan-jpu-terlalu-ringan

https://metro.tempo.co/read/1021471/sidang-gaby-tewas-tenggelam-terdakwa-ajukan-pleidoi-9-oktober

Tuesday, September 26, 2017

PERJUANGAN TERAKHIR KAMI UNTUK GABY !

 

Senin, 25 September 2017 adalah sidang ke-12 kasus kematian Gaby di kolam renang sekolahnya. Majelis Hakim membuka sidang di pengadilan, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP). Sidang di TKP hari ini dihadiri oleh Ketiga Majelis Hakim, beberapa orang Jaksa, Terdakwa dan kedua pengacaranya, orang tua Gaby bersama ama/ nenek Gaby, paman Gaby dan tante Gaby, serta disaksikan oleh Direktur sekolah, Kepala Sekolah SD, beberapa guru yang bekerja di sekolah tersebut. 

Mama berangkat dari rumah menuju pengadilan pukul 09.30. Karena takut terjebak macet, mama memilih dibonceng menggunakan sepeda motor. Mama tiba di pengadilan sekitar pukul 10.30. Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya sidang dibuka di ruang sidang, dilanjutkan ke TKP.

Dengan memesan Grab, mama meluncur dari Pengadilan Negeri Jakarta Barat ke TKP yaitu sekolah tempat Gaby meregang nyawa. Sesaat setelah mama naik Grab, abang Grabnya bertanya "Habis sidang yah bu ?" Mama jawab "Ia pak. Hakimnya mau sidang di tempat kejadian perkara. Kasus anak saya yang tenggelam di kolam renang sekolah itu pak." Abang Grabnya lalu berkata "Oh yang anak tenggelam di sekolah itu. Saya juga nonton tuh bu beritanya. Sudah lama juga yah bu kasusnya." Mama jawab "Ia pak. Sudah dua tahun lebih. Tapi bersyukur lah pak, kasus ini masih berlanjut sampai pengadilan. Semua karena kebaikan Tuhan. Saya percaya kalau Tuhan mengizinkan, semuanya akan terungkap. Kami sebagai orang tua hanya menjalankan kewajiban kami supaya kasus ini terungkap, selebihnya kami hanya bisa berdoa, semoga Tuhan mempertemukan kami dengan orang-orang baik."

Sesampainya di depan sekolah Gaby, mama turun dari motor. Mama menunggu kedatangan papa Gaby dan ama Gaby, namun mereka tidak kunjung tiba. Mama lalu menunggu sambil berdiri di pinggir kali dekat pintu masuk sekolah. Sekitar 15 menit kemudian mama melihat rombongan Majelis Hakim, Jaksa dan terdakwa tiba di sekolah Gaby. Mama pun ikut masuk mengikuti dari belakang sambil menenteng helm dan tas berisi foto Gaby.


Sekitar 7 menit kemudian, papa Gaby datang bersamaan dengan ama Gaby. Ketika Bapak Hakim membutuhkan meteran untuk mengukur kolam renang, papa Gaby segera mengeluarkan meteran yang dibawanya.

Setelah sidang di TKP selesai dilaksanakan, Hakim Ketua menutup sidang di TKP dengan menjadwalkan sidang berikutnya pada Senin, 2 Oktober 2017 dengan agenda sidang : Rencana Tuntutan JPU.

Berita terkait :
https://metro.tempo.co/read/1019453/hakim-sidang-gaby-tewas-tenggelam-akan-datangi-kolam-renang

https://www.gatra.com/hukum/286575-sidang-gaby-pengakuan-terdakwa-dan-sekolah-berbeda-dengan-fakta-di-tkp

https://metro.tempo.co/read/1019608/terdakwa-sebut-air-kolam-138-sentimeter-orang-tua-gaby-bohong

Monday, September 25, 2017

BABY GABY...PEEK A BOO...



Mama lebih suka melihat foto Bibie semasa hidup, daripada foto Bibie yang terbaring di peti jenazah. Mama paling suka melihat foto bayi Bibie.

Ini foto saat Bibie berusia 1 bulan. Rambutnya habis dibotakin sama papanya. Kata orang tua, rambut bayi saat berusia 1 bulan harus dibotakin supaya nanti rambutnya tumbuh dengan lebat. Karena masih amatir, papa Bie cukur rambut Bibie lama banget sampai berjam-jam. Bibie aja sampai ketiduran dengan pipi nemplok di pundak mama. 

Kenapa Papa Bie turun tangan sendiri cukur rambut Bibie ? Karena kata papa Bie, mencukur rambut bayi memiliki resiko yang tinggi karena bayi cenderung bergerak saat dicukur dan kepalanya masih empuk. Kalau orang tua sendiri yang cukur rambut pastinya akan lebih hati-hati dan lebih aman.

Handuk hijau ini adalah kado dari salah satu temen sekolahnya ama yang datang menjenguk ke rumah kita setelah Bibie lahir. Handuk ini masih sering dipakai sampai Bibie besar dan masih mama simpan sampai saat ini.

Saat misa arwah peringatan 7 hari meninggalnya Bibie, teman-teman sekolah ama ini kembali datang ke rumah. Mereka bercerita bahwa mereka menonton berita di TV ada anak tenggelam di sekolah. Tapi mereka awalnya ngga tahu kalau yang menjadi korban tenggelam adalah cucunya ama ( teman sekolah mereka waktu kecil ). Mereka baru sadar saat membaca nama papa Bie. Ya, nama papa Bie memang unik dan tidak banyak orang yang memiliki nama yang sama seperti dirinya. Hal itu yang membuat teman-teman sekolah ama yakin dan kemudian menelpon ama untuk menanyakan kebenarannya.

Sekarang mama lagi suka mendengar Khotbah Romo dalam misa arwah 2 tahun Bibie kemarin. Khususnya kata-kata Romo "Meskipun saat ini Gaby sudah di surga, dia tetap tahu tentang apa yang kita lakukan di dunia. Kalau kita memberikan perhatian khusus kepadanya dan mendoakannya, Gaby di surga tambah bahagia. Saya sudah menjadi arwah, tapi papa mama di dunia masih ingat sama saya. Gaby tambah bahagia di surga."

Ya, karena kami yakin bahwa Gaby di surga tahu tentang apa yang kami lakukan dan apa yang kami perjuangkan untuk dirinya, maka kami tetap melakukan yang terbaik untuknya, sampai kami bertemu lagi dengannya suatu saat nanti.

Gaby cantik siapa yang punya
Gaby manis siapa yang punya
Gaby imut siapa yang punya
Yang punya mama papa.

Wednesday, September 20, 2017

Misa Arwah 2 Tahun Meninggalnya Gabriella Sheryl Howard



  Senin, 18 September 2017, pukul 20.00WIB

Misa Arwah 2 tahun Meninggalnya Gabriella Sheryl Howard - Homili/ Khotbah Romo



Misa Arwah 2 Tahun Meninggalnya Gabriella Sheryl Howard 

(Full Video)


Saturday, September 16, 2017

SIDANG PEMERIKSAAN TERDAKWA DILANJUTKAN DI KOLAM RENANG TEMPAT GABY TENGGELAM


Kamis, 14 September 2017...

Pemeriksaan terdakwa guru olahraga Gaby hari ini digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat selama satu jam.

Berita terkait :

https://metro.tempo.co/read/909003/sidang-kasus-tenggelamnya-siswi-global-sevilla-periksa-terdakwa

https://www.gatra.com/hukum/284817-sidang-gaby-pengakuan-terdakwa-berbeda-dengan-di-bap 

Di akhir sidang, Hakim Ketua mengatakan "Sidang pemeriksaan terdakwa hari ini sudah cukup diambil keterangannya di pengadilan. Tetapi kami harus melihat langsung lokasi kejadian di kolam renang sekolah. Kami menjadwalkan sidang selanjutnya pada hari Senin, tanggaI 25 September 2017. Bu Jaksa, mohon konfirmasi ke pihak sekolah tempat Gaby tenggelam, bahwa akan ada pemeriksaan. Jadi ini sifatnya persidangan ya. Tapi persidangannya dilakukan di lokasi kejadian perkara. Nanti tanggal 25 September 2017 kita berkumpul dulu di ruang pengadilan. Kita buka sidang disini, lalu kita bersama2 ke lokasi kolam renang sekolah. Kami harus tinjau sampai ke lokasi kolam renang sebab terdakwa juga tidak ada saksi yang meringankan."



Sunday, September 3, 2017

ANDAI KU TAHU, KAPAN TIBA AJALMU...


Aku terduduk di kursi kerjaku. Kursi biru ini telah setia menemaniku selama hampir 7 tahun. Dalam setiap suka dukaku sejak awal merintis usaha kecil-kecilanku, kursi biru ini tidak pernah mengeluh saat ia harus menanggung bobot badanku dari pagi sampai malam. Di atas kursi biru ini, tanpa kusadari aku telah mengukir banyak sekali kenangan hidup, khususnya bersama anak-anakku.

Di atas kursi biru ini dulu aku sering memangku Gaby dan juga dede.
Di atas kursi biru ini aku sering menyuapi mereka makan sambil melayani pembeli.
Di atas kursi biru ini aku sering menemani Gaby membuat PR ( kadang PR Kumon, kadang PR les Mandarin, kadang PR sekolah ). Terkadang Gaby suka protes kalau dia lagi tanggung buat PRnya, tiba-tiba ada tamu datang sehingga mama menyuruhnya menunggu sebentar.

Di samping kursi biru ini Gaby dengan setia menemaniku, bahkan seringkali ia menungguku sampai jam kerjaku selesai.

Tak jarang Gaby tertidur di bangku sebelah kananku saat ia menungguku melayani pembeli yang datang membeli di waktu malam. Ya, jam kerjaku dulu memang sampai jam 8 malam. Aku memang sengaja mengatur jam kerjaku lebih panjang agar dapat menutup biaya sewa ruko yang lumayan tinggi. Namun demikian, aku masih tetap bisa bercengkrama dengan kedua anakku karena kami juga tinggal di ruko tempat usaha kami.

Di kursi biru ini aku sering memanjakan Gaby dan dedenya di sela-sela kesibukanku. Tak jarang pula aku mengecewakan mereka karena kesibukanku yang terkadang menyita konsentrasiku.

 

Tahun demi tahun berlalu, akhirnya kami memutuskan untuk memisahkan antara tempat kerja dengan tempat tinggal, dengan pertimbangan karena anak-anak kami sudah mulai besar dan mereka membutuhkan ruang lingkup bermain yang lebih nyaman. Sejak itu aku mulai membatasi jam kerjaku, dan lebih banyak menyerahkan pekerjaanku kepada staffku. Prinsipku adalah "Kalau anak-anakku pulang sekolah, aku juga harus pulang, karena sekarang tempat kerja sudah tidak gabung lagi dengan tempat usaha. Mereka akan kecewa bila pulang ke rumah ngga ada mamanya ( walaupun Amanya/ neneknya selalu stand by di rumah )."

Baru sekitar 1,5 tahun kami menikmati suasana tempat tinggal yang baru, Gaby mendadak kehilangan nyawanya saat mengikuti pelajaran renang wajib di sekolah karena tenggelam di kolam renang sekolahnya.

Kamis, 17 September 2015, pukul 09.11...

Di atas kursi biru ini, aku sedang googling mencari gambar-gambar untuk tugas Science Gaby tentang food groups yang akan dikumpul minggu depan. Tiba-tiba aku mendengar ponselku berdering.
Di atas kursi biru ini, aku menarik laci meja kerjaku.
Di atas kursi biru ini, aku menerima panggilan telepon masuk dari admin sekolah Gaby, yang menyuruhku bergegas datang ke rumah sakit.

Aku sempat berpikir "Jangan-jangan penipu yang mengaku-ngaku anakku sedang gawat." Ternyata teleponku diangkat oleh resepsionis yang membenarkan bahwa Gaby dilarikan ke rumah sakit. Namun saat aku bertanya "Siapa tadi yang nelpon saya ?" Resepsionis itu berkata "Sy kurang tahu. Mungkin Miss Kris.... kali."

Aku mulai deg-degan dan sedikit lemas. Aku lalu memberitahu papa Gaby via telepon dan papa Gaby menyuruhku langsung ke rumah sakit, nanti dia akan menyusul segera.

Staff ticketing yang duduk di sebelah kiriku ikut tegang menyaksikan keteganganku. Aku pun segera beranjak dari kursi kerjaku menuju rumah sakit.

Aku memang cukup dekat dengan anak-anakku, namun andai aku tahu bahwa salah satu anakku ( Gaby ) secepat itu pergi meninggalkanku untuk selamanya, aku akan memilih untuk menghabiskan seluruh waktuku bersama anak-anakku.

Sayangnya waktu tidak bisa terulang kembali. Hanya kenangan yang akan selalu tersimpan dalam sanubari. Kini waktuku full aku gunakan untuk mendampingi si dede, sambil terus mendoakan Gaby supaya ia selalu bahagia di surga.

Secara iman aku percaya Gaby sudah bahagia di Rumah Bapa, tapi aku tetap mendoakannya karena aku mau Gaby tetap merasakan kasih sayangku. Sejak bayi Gaby paling senang kalau diperhatikan dan disayang-sayang mamanya. Kata-kata terakhirnya "Ma cium dulu" menyiratkan makna bahwa Gaby selalu mau jadi kesayangan mamanya... FOREVER....until we meet again !

Kata-kata "Ma cium dulu" itu pula yang memberi semangat dalam memperjuangkan sebuah kebenaran atas kasus kematiannya. Sesungguhnya kasih sayang sejati bukan diwujudkan dari sebuah ciuman, tapi dibuktikan oleh perbuatan kasih yang nyata. Kasih itu akan selalu bersemayam di dalam hati orang yang memilikinya dan hanya mampu dipahami oleh orang yang mengalaminya secara langsung.

Thursday, August 31, 2017

DIBALIK PROSES HUKUM KASUS KEMATIAN GABY


Beberapa minggu lagi adalah peringatan 2 (dua) tahun meninggalnya Gaby. Hampir dua tahun sudah papa dan mama mengawal kasus Gaby.

Sejak kasus Gaby masuk pengadilan, kami selalu hadir dalam sidang yang digelar. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, tak jarang kami terduduk di kursi tunggu pengadilan untuk menunggu perkembangan proses peradilan kasus kematian anak kami.

Kalau papa dan mama ditanya "Apakah papa Gaby ngga ada kerjaan ? Kok tiap minggu kerjanya nongkrong aja di pengadilan ?" Sesungguhnya pekerjaan papa Gaby cukup banyak. Beban ekonomi keluarga kami pun seluruhnya ada di pundak papanya Gaby. Namun setiap kali mama berkata "Kalau lagi sibuk biar eike sendiri saja yang pergi ke pengadilan." Papa Gaby selalu menjawab "Ngga ah. Aku juga mau datang ke pengadilan." Walhasil, mama tidak pernah hadir di pengadilan tanpa didampingi papa Gaby.

Sesungguhnya yang wajib hadir di pengadilan adalah terdakwanya, sedangkan orang tua korban tidak wajib hadir. Namun demikian kami akan tetap hadir meluangkan waktu kami untuk mengawal kasus Gaby mulai dari awal sampai akhir.

Kalau ada yang bertanya "Bagaimana menghadapi sidang kasus Gaby yang sering ditunda ?" Jawabannya "Kami akan tetap positif thinking, kami akan tetap menjalaninya dengan sabar sambil senantiasa menggantungkan harapan kami kepada Tuhan Yang Maha Kuasa."

Berita terkait :
https://www.gatra.com/hukum/281640-pn-jakarta-barat-tidak-serius-sidangkan-kasus-kematian-gaby



Monday, August 21, 2017

LAMPION TAHUN BARU KAMI...


Tanggal 31 Desember 2013, kami sekeluarga berencana melewatkan malam tahun baru di puncak secara sederhana. Itu merupakan rencana mendadak kami. Kami berangkat sekitar jam 3 sore, dan saat memasuki kawasan puncak, jalanan mulai macet. Kami pun lalu beristirahat di sebuah hotel dan malam harinya kami ikut compulsory dinner disana.

Acara compulsory dinner berakhir tengah malam, yaitu sesaat setelah detik-detik pergantian tahun berlalu. Sebelum kembali ke kamar masing-masing, para tamu hotel ( tiap kamar ) dibagikan kertas kecil untuk menuliskan harapan/ make a wish untuk tahun 2014 mendatang dan sebuah lampion untuk diterbangkan.
Saat itu mama menuliskan permohonan singkat, yang intinya kurang lebih sebagai berikut : "Semoga kami sekeluarga bahagia selalu dan senantiasa diberkati oleh Tuhan."

Setelah itu, di balkon depan kamar hotel, kami bersama-sama mulai membuka plastik pembungkus lampionnya dan menggantung kertas permohonan kami ke lampion, bersiap untuk segera menerbangkan lampion itu. Karena papa Gaby tidak merokok, saat itu kami tidak membawa korek api. Akhirnya kami meminjam korek gas dari penghuni kamar sebelah yang juga sedang menerbangkan lampion.

Akhirnya lampion kami pun berhasil diterbangkan bersama dengan puluhan lampion penghuni kamar hotel lainnya. Kami dengan gembira bertepuk tangan sambil terus memandang lampion kami yang naik perlahan-lahan sampai menghilang di ketinggian langit malam itu.

Seperti layaknya anak kecil pada umumnya, Gaby antusias sekali dalam menerbangkan lampionnya, sedangkan dede saat itu sudah mulai mengantuk. Saat itu mama berkata sambil menunjuk ke arah lampion kami "Bibie, dede, lihat tuh. Lampion kita yang terbangnya paling tinggi. Yeeee." Lalu Gaby berkata "Ia, yang punya kita terbangnya tinggi banget. Wah, itu ada lampion orang yang jatuh ma."

Mama jawab "Wah ia Bie. Untung Iampion kita terbang tinggi yah Bie. Udah mulai ngga keliatan lagi nih sekarang. Tuh udah berupa titik. Kecil banget karena tinggi banget. Semoga permohonan kita terbang tinggi sampai kepada Tuhan dan permohonan kita dikabulin sama Tuhan ya Bie. Untung hujannya berenti. Kalau masih hujan, kita ngga bisa terbangin lampionnya."

Dinginnya malam tahun baru saat itu disertai beceknya jalan akibat hujan deras sebelumnya, membuat kami dan para penghuni kamar lainnya segera masuk ke kamar setelah acara penerbangan lampion selesai.
Keesokan harinya, setelah selesai breakfast, Gaby melihat ada beberapa orang yang naik kuda berkeliling halaman hotel ditemani oleh petugas penjaga kudanya. Gaby lalu berkata "Gaby juga mau naik kuda." Akhirnya Gaby naik kuda ditemani petugas penjaga kudanya dan kami mengawasinya sampai satu putaran selesai.

*Hingga kini, mama masih ingat dengan jelas betapa lampion kita terbang tinggi. Lampion lain kebanyakan apinya padam pada ketinggian tertentu dan jatuh ke tanah, tapi lampion kita apinya tetap menyala dan terus naik ke atas. Mama percaya Tuhan mendengarkan permohonan kita dan rancanganNya akan selalu indah pada waktuNya. Saat ini Bibie terpisah dari kami hanya sementara. Suatu saat nanti karena belas kasihNya, kami akan berkumpul kembali dengan Gaby dalam kehidupan kekal di rumah Bapa. Kami akan senantiasa berjuang dalam doa dan harapan yang tidak putus-putusnya, sambil terus mengimani bahwa "GOD IS GOOD ALL THE TIME."

WALAU HANYA SEBUAH BAYANGAN...


Setiap kali mama cium dede, mama membayangkan lagi cium Gaby juga.
Setiap kali mama peluk dede, mama membayangkan lagi peluk Gaby juga.
Setiap kali mama mendoakan dede, mama mendoakan Gaby juga.
Setiap kali mama memfoto dede, mama membayangkan lagi memfoto Gaby juga.
Setiap kali mama melihat keceriaan dede dalam pelukan mama, mama berharap Gaby juga berbahagia dalam pelukan Bunda Maria dan Bapa di Surga.
Setiap kali mama nonton di bioskop sama dede, mama selalu menoleh ke bangku sebelah mama yang satunya lagi, karena biasanya kalau kita nonton bertiga, mama selalu duduk di tengah, sedangkan Gaby dan dede duduk di kanan kiri mama.
Setiap kali mama bilang "Mama sayang dede", mama juga akan bilang "Mama juga sayang Cie-cie Gaby."


Walaupun cie-cie Gaby sudah beralih dari dunia ini, mama ngga akan menghilangkan posisi cie-cie Gaby sebagai anak pertama mama. Bayangan Gaby akan mama peluk selamanya, sampai mama sendiri menjadi sebuah bayangan.

Saat hal itu terjadi, biarlah orang-orang yang masih berziarah di dunia ini membayangkan kita berdua saling berpelukan di Rumah Bapa. Amin.

Friday, July 28, 2017

Saksi Anak Tidak Hadir Setelah 3x Dipanggil, Rabu Depan Sidang Gaby Langsung Masuk ke Pemeriksaan Terdakwa

Papa Gaby memegang foto Gaby di depan Ruang Sidang Pengadilan Negeri Jakarta Barat


Hari ini, Rabu, 26 Juli 2017, sidang pidana kasus kematian Gaby kembali ditunda karena saksi anak sudah 3x dipanggil oleh JPU secara patut melalui surat resmi, namun ia tidak hadir memenuhi panggilan jaksa, tanpa memberikan alasan apapun.

Sebenarnya ada 3 orang saksi lagi selain 2 orang saksi anak, yang sudah di BAP oleh polisi tapi belum hadir di pengadilan, yaitu Saksi dari Suku Dinas Pendidikan, 1 orang Saksi dari Pihak Sekolah, dan Saksi Ahli Olahraga. 

Thursday, July 6, 2017

SIDANG PIDANA Ke-10 KASUS KEMATIAN GABY KEMBALI DITUNDA


Setelah menunggu hampir 1 (satu) bulan, sesuai jadwal yang ditetapkan pada persidangan sebelumnya, rencananya hari ini ( Rabu, 5 Juli 2017 ) akan digelar sidang ke 10 kasus kematian Gaby, namun sayangnya sidang hari ini kembali ditunda. 

Berita terkait :
https://www.gatra.com/hukum/272037-sidang-kasus-kematian-gaby-dinilai-berlarut-larut 

Sebelumnya, sidang ke 9 telah digelar pada Rabu, 7 Juni 2017 yang lalu, dimana dalam sidang tersebut hadir Dokter Forensik yang mengotopsi jenazah Gaby. Dari keterangan Dokter Forensik bulan kemarin, terungkap di Pengadilan Negeri Jakarta Barat bahwa penyebab kematian Gaby adalah karena tenggelam. 


Sampai sejauh ini, total saksi yang telah dihadirkan oleh JPU dalam persidangan kasus Gaby sebanyak 10 orang, yaitu :
Papa Gaby, Mama Gaby, Paman Gaby sebagai saksi lapor, Wali Kelas, Kepala Sekolah ( di BAP tercatat sebagai Koordinator Kurikulum ), Staff UKS, Staff Bagian Umum, Staff Umum yang mengurus perizinan sekolah, Dokter yang menerima Gaby sudah tidak bernyawa, dan Dokter Forensik.

Sesuai dengan BAP Kepolisian, masih ada 5 orang saksi yang perlu dihadirkan dalam persidangan Gaby, mereka adalah :
1. Staff Suku Dinas Pendidikan II Kota Adm Jakarta Barat
2. Staff Sekolah yang di BAP tercatat sebagai Kepala Sekolah
3. Ketua Pusat Kajian dan Pengembangan Keolahragaan
4. Saksi teman Gaby 1
5. Saksi teman Gaby 2

Sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, setelah semua saksi yang di BAP oleh Kepolisian memberi keterangan di hadapan Majelis Hakim, sidang dilanjutkan dengan :
- Pemeriksaan terdakwa,
- Tuntutan Jaksa,
- Pledoi,
- Putusan Akhir Majelis Hakim.

Kalau sidang berjalan dengan lancar dan saksi-saksi dapat hadir sesuai panggilan JPU, mungkin saat peringatan 2 tahun meninggalnya Gaby ( 17 September 2017 ) sudah ada putusan akhirnya. Namun harapan itu kembali kami serahkan pada kehendakNya.

Tanggal 25 Juni kemarin kami nonton film "Surat Kecil Untuk Tuhan". Film itu menceritakan suka duka Angel mengungkap kebenaran secara hukum atas hilangnya nyawa sang kakak ( Anton ).

Hikmah yang saya petik dari film itu adalah : "Kebenaran pada akhirnya akan selalu menang apabila kita mau memperjuangkannya dengan gigih, dan apabila sesuai dengan kehendakNya."


Wednesday, June 28, 2017

“HAPPY BIRTHDAY 10th IN HEAVEN BIBIE..."

Sepuluh tahun yang lalu, mama bersukacita atas kelahiran Bibie. Hari ini pun mama tetap mau bersukacita merayakan hari kelahiran Bibie, karena Bibie adalah anak mama selamanya, baik di dunia maupun di Surga. Kehadiran Bibie sangat berarti dalam hidup mama, walaupun hanya selama 8 tahun.


Karena mama sekarang sudah ngga bisa melihat senyum manis Bibie lagi di hari ulang tahun Bibie, maka mama berharap bisa melihat senyum manis anak-anak kecil di Panti Asuhan yang setiap hari kita lewatin kalau kita berangkat ke sekolah. Bahkan di hari terakhir itu, kita masih melewati Panti Asuhan ini, dimana ketika itu mama sama sekali tidak menyangka bahwa itu adalah perjalanan terakhir kebersamaan kita di dunia dan perjalanan terakhir Bibie ke sekolah.




Saat mama mempersiapkan Goody Bag ultah Gaby, mama ditemani oleh dede. Sambil lihatin mama memasukkan makanan ke dalam plastik, dede bertanya “Ma, anak-anak pantinya tau ngga kalo anak yang mau ulang tahunnya udah di Surga ?” Mama jawab “Belom de. Mama belom bilangin ke mereka.”

Mama jadi teringat, kurang lebih 1,5 tahun yang lalu, mama melakukan ziarah pribadi ke 9 Gua Maria di wilayah Jakarta dan Tangerang. Di setiap Gua Maria yang mama kunjungi, mama berdoa Novena 3 Salam Maria untuk mendoakan ketenangan arwah Gaby, dan untuk meminta doa restu dari Bunda Maria menjelang pembongkaran makam Gaby, yang akan dilaksanakan beberapa minggu kemudian oleh Pihak Kepolisian bersama Tim Dokter Forensik, guna keperluan otopsi dalam rangka melengkapi berkas perkara atas kasus kematian Gaby di sekolahnya.

Ketika mama sedang berada di salah satu Gua Maria dalam sebuah gereja, tempat dimana dulu mama menerima Sakramen Perkawinan, tiba-tiba datang seorang ibu yang juga hendak berdoa di Gua Maria tersebut. Namun sebelum ia mulai berdoa, Hpnya berbunyi, dan ia mengangkat telepon tersebut. Saat itu mama juga belum mulai berdoa. Mama baru selesai menyalakan lilin dan meletakkan setangkai mawar di dalam pot yang tersedia disana.

Karena jarak duduk ibu tersebut tidak terlalu jauh dari tempat duduk mama, mama pun dapat mendengar obrolan si ibu tersebut dengan orang yang menelponnya. Sepertinya ia menerima telepon dari seorang temannya. Dalam pembicaraannya, kurang lebih ia berkata demikian “Ini saya lagi di Gua Maria nih. Saya mau doain anak saya yang sekarang lagi di interview di Universitas favoritnya di Singapore. Jam-jam segini anak saya disana lagi pas diinterview. Saya bantu doa lah dari sini supaya semuanya berjalan lancar disana.”
Dari situ mama berpikir “DIMANAPUN ANAKNYA BERADA, SEORANG IBU PASTI AKAN SELALU BERUSAHA MENDOAKAN DAN MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK ANAK-ANAKNYA.

Si ibu tersebut berada di Gua Maria ini untuk mendoakan kelancaran interview anaknya di salah satu Universitas di Singapore, sedangkan mama berada di Gua Maria ini untuk mendoakan ketenangan arwah anak mama, Gaby, agar Gaby mendapat tempat terbaik di sisiNya, dan kasus kematiannya dapat terungkap sebagaimana mestinya sesuai kebenaran yang ada, dan juga berdoa agar proses otopsi Gaby nanti dibungkus oleh darah Yesus sehingga dapat berjalan dengan lancar. Masalah doa mama nanti akan dikabulkan oleh Tuhan atau tidak, semua tergantung pada kehendak Tuhan. Yang terpenting, mama selalu bahagia apabila bisa memanjatkan doa-doa yang terbaik untuk Gaby dan juga untuk dede.”

Setiap kali orang bertanya “Anaknya berapa ?” Mama selalu menjawab “Dua orang. Tapi yang satu sudah di Surga.” Bahkan tidak jarang mama memperlihatkan foto anak mama yang sudah di surga kepada mereka yang bertanya tersebut, karena foto-foto Gaby tersimpan dengan lengkap di Hp mama.
Ketika kami mengingat, mengenang dan mendoakan Gaby, disitulah kami tetap merasa bahwa Gaby tetap ada bersama-sama dengan kami.

BIBIE…WHEREVER YOU ARE… WE ALWAYS LOVE YOU...

Thanks Ama, tadi subuh sudah masakin bakmi goreng untuk peringatan hari kelahiran Bibie...

( Karena tadi pagi mama belum berhasil terbangin spanduk Birthdaynya Bibie pakai balon gas, spanduknya jadi bisa diajak foto bareng. Ternyata ada hikmahnya juga )

*  *  * 

 MENGENANG KELAHIRAN GABY 10 TAHUN YANG LALU…
( sambil memandang foto Gaby saat bayi yang masih tergantung di dinding kamarnya )


Pengalaman pertama seringkali meninggalkan kesan yang spesial bagi yang mengalaminya , seperti pengalaman pertama kali bersekolah, pertama kali bekerja, dan juga pertama kali memiliki anak. Berikut pengalaman kami atas kelahiran anak pertama kami, GABRIELLA SHERYL HOWARD, yang tidak terlupakan :

Walaupun 10 tahun telah berlalu, dan walaupun 21 ( dua puluh satu ) bulan yang lalu Gaby sudah meninggalkan dunia ini, tapi kenangan bersama Gaby akan selalu melekat di dalam hati kami. Kenangan itu bermula sejak Gaby berupa titik di dalam perut mama, sampai akhirnya Gaby lahir ke dunia ini pada Rabu malam, 27 Juni 2007.

Mama masih ingat kronologi kelahiran Gaby saat itu, siapa saja yang datang ke rumah sakit sebelum mama dioperasi Caesar, bagaimana papa Gaby mendoakan mama dan Gaby sebelum kita didorong masuk ke ruang operasi, sampai kepada obrolan para dokter saat mama dioperasi. Masih terngiang dengan jelas suara tangisan Gaby yang memecah keheningan malam itu. Betapa bahagianya mama saat seorang dokter dalam ruang operasi tersebut memperlihatkan Gaby kepada mama sambil berkata “Anaknya perempuan yah bu.”

Mama juga masih ingat waktu itu kita ( mama dan baby Gaby ) pulang dari rumah sakit pada hari Minggu siang. Gaby pulang ke rumah dengan memakai baju lengan panjang warna pink dan bedongan warna pink, yang sengaja mama siapkan untuk dipakaikan oleh perawat rumah sakit saat Gaby mau dibawa pulang.

Waktu itu AC mobil kita rusak, jadi sampai di rumah Gabynya pipinya merah kayak tomat karena kepanasan di perjalanan. Biar adem, baju baby Gaby diganti dengan yang lengan pendek. Eh, baru sekitar satu jam Gaby pulang ke rumah, mendadak listrik padam, dan baru menyala kembali setelah magrib.

Hari-hari selanjutnya, pada pagi hari mama menjemur baby Gaby dibawah sinar matahari pagi di depan rumah. Supaya tulang Gaby sehat dan kuat, baju Gaby dibuka dan hanya dijemur mengenakan popok. Seringkali mama dipipisin sama Gaby saat sedang dijemur. Sesekali mama membetulkan posisi kain kasa yang menutupi mata Gaby agar tidak silau terkena cahaya matahari. Tali pusar Gaby pun akhirnya copot pada hari Selasa.

Mama berusaha memberikan ASI sebanyak-banyaknya buat Gaby, supaya Gaby tumbuh menjadi sehat dan kuat.

Sejak bayi, Gaby selalu murah senyum. Wajahnya selalu ceria. Apabila menangis, Gaby tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali tersenyum. Dan kini mama berharap, Gaby juga akan selalu tersenyum dalam pangkuan Bapa di Surga...

Monday, June 26, 2017

KARENA KAU SAHABATKU...



Sahabatku,
Ingatkah saat pertama kali kita saling berkenalan ? Saat itu kita masih berumur 6 tahun.

Di hari pertama duduk di kelas 1 SD, di sekolah baru kita, kita memulai lembaran baru hidup kita. Kita meninggalkan kenangan indah kita bersama teman-teman TK kita di sekolah yang lama.

Di kelas kita hanya ada 4 ( empat ) orang anak perempuan, 2 ( dua ) diantaranya sudah bersekolah disana sejak TK, sehingga mereka berdua terlihat begitu akrab. Jadi hanya kita berdua yang merupakan murid perempuan baru di kelas itu.

Saat itu kita masih saling malu-malu...Tapi lama-lama kita menjadi semakin akrab, karena kita sama-sama anak baru.

Di sekolah, seringkali kita berbisik menggunakan Bahasa Indonesia, karena saat itu kita belum lancar berbahasa Inggris.

Kau adalah sahabatku yang paling dekat di sekolah. Kemana-mana kita selalu bersama. Bahkan sampai ke toliet pun kita selalu bersama.

Aku selalu menceritakan tentang persahabatan kita kepada mamaku. Aku juga sering menuliskan namamu di buku harianku, KARENA KAU SAHABATKU...

Kita juga pernah bertengkar seperti layaknya anak-anak kecil lainnya, tapi aku tidak pernah memasukkannya ke dalam hati. Aku tidak mau bertengkar denganmu, KARENA KAU SAHABATKU...

Masihkah kau simpan surat kecil yang pernah kuberikan padamu saat kita masih kelas 1 SD ? Aku memasukkan suratnya ke dalam kertas Angpao yang aku dapatkan di hari imlek. Sebelum aku memberikannya kepadamu, tanpa sengaja mamaku membaca suratnya. Masih ingatkah kau akan isi suratku itu ?
Setiap kali field trip, di dalam bus kita selalu duduk bersebelahan. Kau pun sering melihat aku melambaikan tangan kepada mamaku saat bus kita mau berangkat.

Naik kelas 2 SD, kita tetap satu kelas lagi, karena di sekolah kita tiap angkatan hanya terdiri dari satu kelas.

Saat kelas 2 SD, kita ada acara field trip ke daerah Cibubur. Ingatkah kenangan kita bersama saat field trip di Cibubur ? Saat itu kau sedang menemukan kesulitan, dan aku mengulurkan tanganku untuk menolongmu tanpa segan. Setelah sampai di rumah, aku tidak menceritakannya kepada mamaku. Malah kau yang menceritakannya kepada mamamu dan akhirnya mamaku mengetahuinya dari cerita mamamu.

Di kelas 3 SD, suasana kelas kita mulai berbeda, karena ada 3 ( tiga ) anak perempuan baru yang bergabung di kelas kita. Kalau biasanya kita hanya main berdua, sekarang kita mulai main berlima. Aku senang sekali karena kini aku punya banyak teman. Tapi jangan khawatir kawan, kau tetap sahabat spesialku....

Kamis, 10 September 2015 ( satu minggu sebelum kepergianku ), kita mengikuti pelajaran renang wajib di sekolah seperti minggu sebelumnya ( tapi saat itu kita tidak diambil nilai renang ). Kita melepas seragam batik biru kita dan memakai pakaian renang. Setelah selesai pelajaran renang, kita membersihkan badan, lalu mengenakan lagi seragam batik biru kita.

Siangnya, saat pulang sekolah, mamaku mengatakan bahwa baju seragam yang aku pakai sepertinya bukan milikku. Mamaku hafal sekali dengan ciri-ciri baju seragamku, karena ia sering menolongku untuk memakaikan dan melepaskan baju seragamku. Ternyata aku baru sadar bahwa baju seragamku tertukar dengan bajumu. Mamaku lalu memberitahu mamamu, dan beberapa hari kemudian kita saling menukarkan seragam kita kembali.

Sampai akhirnya kita kembali mengikuti pelajaran renang wajib pada Kamis, 17 September 2015. Aku tidak menyangka bahwa pada hari itu hidupku akan berakhir di kolam renang sekolah kita.

Sahabatku, masih ingatkah kejadian Kamis pagi itu ? Saat itu kita ( para anak perempuan ) sedang berlima menunggu giliran dites renang. Lalu karana akan diambil nilai, kau mau belajar berenang menggunakan board meskipun kau tidak bisa berenang ?

Beberapa bulan yang lalu, akupun sama sepertimu, tidak bisa berenang. Ingatkah saat kita masih kelas 2 SD, kita sama-sama tidak berani masuk kolam kalau pelajaran renang, karena kita tidak bisa berenang, dan kita sama-sama takut tenggelam ? Seandainya kita tahu bahwa kedalaman kolam renangnya 160 cm, kita pasti lebih takut lagi.

Karena kini di sekolah kita pelajaran renang dijadikan pelajaran wajib, maka papa dan mamaku memikirkan keamananku saat renang. Mereka memberiku les renang privat, dan aku kini mulai bisa sedikit gaya katak. Mengapa papa dan mamaku memberi les renang saat kelas 2 SD ? Karena saat kita kelas 1 SD, pelajaran renangnya bukan pelajaran wajib, tidak diambil nilai, dan dijadwalkan hanya sebulan sekali. Namun saat kita kelas 2 SD, kebijakan renang berubah seiring dengan masuknya kepala sekolah SD yang baru. Kini pelajaran renang menjadi pelajaran wajib dan dijadwalkan 4 kali dalam satu bulan ( berselang seling ), dan diambil nilai. Kau tahu sahabat, mamaku bahkan masih menyimpan jadwal renang waktu kita masih kelas 1 SD dulu ( zaman kepala sekolah yang lama ) !


Jadwal Pelajaran Renang Gaby saat Kelas 1 SD ( zaman Kepala Sekolah yang Lama )


Kamis pagi itu, dari kolam renang kau memanggil namaku "Gaby...Gaby..." Aku mendengarnya, dan aku segera datang menghampirimu, KARENA KAU SAHABATKU...

Aku berusaha menolongmu walaupun aku tidak tahu bagaimana cara menolongmu. Hanya kau dan aku yang tahu persis apa yang terjadi saat itu, bagaimana kita berjuang bersama untuk tidak tenggelam. Tidak ada guru yang mengawasi kita. Tidak ada guru yang menolong kita. Hingga akhirnya, aku merasakan air mulai masuk ke lubang hidungku, menerobos sampai ke paru-paruku. Perih….pedih…dan akupun pasrah hingga aku tidak mampu bernafas lagi...Hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku telah meninggal dunia...

Aku tidak dapat lagi bertemu mamaku…papaku…adikku…dan amaku di rumah…Aku tidak bisa pulang lagi ke rumah…

Aku sedih…Aku menangis…Tapi tidak ada satu orang pun yang mendengar tangisanku…

Hingga akhirnya aku melihat sebuah cahaya yang memancarkan kehangatan. Cahaya itu membuatku tenang. Aku tidak merasa sendirian lagi. Perlahan-lahan aku melihat sosok yang tidak asing lagi bagiku, Dia Juru Selamatku, Tuhan Yesusku. Dia memelukku dan menyeka air mataku. Dia membawaku masuk ke suatu tempat yang indah.

Disini, aku tidak merasa kesepian lagi. Ada banyak teman yang mau main bersamaku. Disini, aku juga tidak pernah merasa kehilangan mamaku…papaku…adikku…dan amaku…karena mereka selalu mengirimkan doa-doa terbaik mereka untukku.

Aku berharap suatu saat nanti, aku dapat berkumpul kembali dengan mereka disini, di rumah Bapa. Dan aku juga berharap, suatu saat nanti aku dapat bertemu kembali denganmu, KARENA KAU SAHABATKU…