Setiap buka dompet, nomor satu yang saya lihat adalah pas foto Gaby waktu TK. Foto itu akan terus berada disana dan ngga akan saya rubah posisinya, supaya saya bisa tetap merasa Gaby selalu ada di dekat saya.
Anting-anting itu adalah anting-anting yang dipakai Gaby ketika tenggelam di kolam renang sekolahnya.
Anting-anting itu menjadi saksi bisu tenggelamnya Gaby. Kalau saja anting-anting itu bisa berbicara, tentunya mereka akan berteriak menceritakan detik-detik tenggelamnya Gaby secara detail kepada kami, karena anting-anting itulah yang tetap setia berada di samping Gaby ketika ia meregang nyawa.
Ketika Gaby dinyatakan meninggal oleh dokter disana, seorang perawat di
rumah sakit itu meminta saya membuka dan menyimpan anting-anting Gaby.
Tapi ketika itu saya tidak sanggup untuk membukanya. Tangan saya
gemetar. Akhirnya perawat itu yang membantu saya melepaskan
anting-anting itu dari telinga Gaby.
Saya masih ingat, dulu saya yang memakaikan anting-anting itu ke telinga Gaby. Tanpa sengaja, anting-anting itu juga selalu terlihat setiap kali saya mencium pipinya yang empuk dan mulus.
Tulisan-tulisan love yang Gaby buat secara spesial untuk saya, khususnya yang bertuliskan "Jangan dibuang kalo mama sayang Bibie" selalu saya simpan di dalam dompet saya, supaya bisa selalu saya bawa kemana-mana.
Semoga dari surga Gaby bisa melihat dan merasakan bahwa kami selalu menyayanginya. Amin.
Saya masih ingat, dulu saya yang memakaikan anting-anting itu ke telinga Gaby. Tanpa sengaja, anting-anting itu juga selalu terlihat setiap kali saya mencium pipinya yang empuk dan mulus.
Tulisan-tulisan love yang Gaby buat secara spesial untuk saya, khususnya yang bertuliskan "Jangan dibuang kalo mama sayang Bibie" selalu saya simpan di dalam dompet saya, supaya bisa selalu saya bawa kemana-mana.
Semoga dari surga Gaby bisa melihat dan merasakan bahwa kami selalu menyayanginya. Amin.
No comments:
Post a Comment