Tanggal 31 Desember 2013, kami sekeluarga berencana melewatkan malam
tahun baru di puncak secara sederhana. Itu merupakan rencana mendadak
kami. Kami berangkat sekitar jam 3 sore, dan saat memasuki kawasan
puncak, jalanan mulai macet. Kami pun lalu beristirahat di sebuah hotel
dan malam harinya kami ikut compulsory dinner disana.
Acara
compulsory dinner berakhir tengah malam, yaitu sesaat setelah
detik-detik pergantian tahun berlalu. Sebelum kembali ke kamar
masing-masing, para tamu hotel ( tiap kamar ) dibagikan kertas kecil
untuk menuliskan harapan/ make a wish untuk tahun 2014 mendatang dan
sebuah lampion untuk diterbangkan.
Saat itu mama menuliskan
permohonan singkat, yang intinya kurang lebih sebagai berikut : "Semoga
kami sekeluarga bahagia selalu dan senantiasa diberkati oleh Tuhan."
Setelah itu, di balkon depan kamar hotel, kami bersama-sama mulai
membuka plastik pembungkus lampionnya dan menggantung kertas permohonan
kami ke lampion, bersiap untuk segera menerbangkan lampion itu. Karena
papa Gaby tidak merokok, saat itu kami tidak membawa korek api. Akhirnya
kami meminjam korek gas dari penghuni kamar sebelah yang juga sedang
menerbangkan lampion.
Akhirnya lampion kami pun berhasil
diterbangkan bersama dengan puluhan lampion penghuni kamar hotel
lainnya. Kami dengan gembira bertepuk tangan sambil terus memandang
lampion kami yang naik perlahan-lahan sampai menghilang di ketinggian
langit malam itu.
Seperti layaknya anak kecil pada umumnya, Gaby
antusias sekali dalam menerbangkan lampionnya, sedangkan dede saat itu
sudah mulai mengantuk. Saat itu mama berkata sambil menunjuk ke arah
lampion kami "Bibie, dede, lihat tuh. Lampion kita yang terbangnya
paling tinggi. Yeeee." Lalu Gaby berkata "Ia, yang punya kita terbangnya
tinggi banget. Wah, itu ada lampion orang yang jatuh ma."
Mama
jawab "Wah ia Bie. Untung Iampion kita terbang tinggi yah Bie. Udah
mulai ngga keliatan lagi nih sekarang. Tuh udah berupa titik. Kecil
banget karena tinggi banget. Semoga permohonan kita terbang tinggi
sampai kepada Tuhan dan permohonan kita dikabulin sama Tuhan ya Bie.
Untung hujannya berenti. Kalau masih hujan, kita ngga bisa terbangin
lampionnya."
Dinginnya malam tahun baru saat itu disertai
beceknya jalan akibat hujan deras sebelumnya, membuat kami dan para
penghuni kamar lainnya segera masuk ke kamar setelah acara penerbangan
lampion selesai.
Keesokan harinya, setelah selesai breakfast,
Gaby melihat ada beberapa orang yang naik kuda berkeliling halaman hotel
ditemani oleh petugas penjaga kudanya. Gaby lalu berkata "Gaby juga mau
naik kuda." Akhirnya Gaby naik kuda ditemani petugas penjaga kudanya
dan kami mengawasinya sampai satu putaran selesai.
*Hingga kini,
mama masih ingat dengan jelas betapa lampion kita terbang tinggi.
Lampion lain kebanyakan apinya padam pada ketinggian tertentu dan jatuh
ke tanah, tapi lampion kita apinya tetap menyala dan terus naik ke atas.
Mama percaya Tuhan mendengarkan permohonan kita dan rancanganNya akan
selalu indah pada waktuNya. Saat ini Bibie terpisah dari kami hanya
sementara. Suatu saat nanti karena belas kasihNya, kami akan berkumpul
kembali dengan Gaby dalam kehidupan kekal di rumah Bapa. Kami akan
senantiasa berjuang dalam doa dan harapan yang tidak putus-putusnya,
sambil terus mengimani bahwa "GOD IS GOOD ALL THE TIME."