Mama tidak pernah lupa dengan kebersamaan kita Bie. H - 3 sebelum
Bibie tenggelam di kolam renang sekolah Bibie, tepatnya sekitar jam 6
sore seperti sekarang ini, mama mandiin Bibie dan cuci rambut Bibie (
keramas ). Ternyata itu adalah kesempatan terakhir mama mencuci rambut
Bibie.
Waktu itu mama bilang "Yuk kita mandi dan keramas Bie.
Mama mau wangiin Bibie. Nanti kita pakai bedak baby dan mama ciumin
Bibie like a baby."
Gaby paling suka dimanja seperti bayi kalau
lagi senggang di rumah. Cara untuk membuat Gaby happy adalah
memanjakannya seperti ketika dia bayi dulu. Dalam tulisan2 peninggalan
Gaby tertulis "Gaby itu bayi mama."
Malam itu, Senin 14 September
2015 ( tepat satu tahun yang lalu ), 3 hari sebelum kepergian Gbay, setelah selesai mandi dan keramas, mama lap
badan Bibie dan mama menaburkan bedak Pigeon baby ke badan dan pipi
Bibie. Setelah rambut Bibie dikeringkan menggunakan handuk, mama
memakaikan pakaian dalam Bibie. Setelah itu kita berpelukan sambil
tiduran di ranjang. Mama masih ingat saat itu Bibie menempelkan pipi
Bibie ke bibir mama kuat-kuat. Kita berpelukan sambil ketawa ketiwi like
mom n baby. Lalu Bibie bilang "Oooo mama sayang Bibie banget sebanget
bangetnya." ( Beberapa menit kemudian dede masuk ke kamar dan minta
gantian untuk dipeluk juga ).
Kata-kata Bibie malam itu selalu
mama ingat hingga saat ini Bie. Mama bahagia setiap mama ingat Bibie
mengucapkan kata-kata itu ke mama. Mama bahagia kalau berhasil bikin
Bibie happy dan berhasil membuat Bibie sadar betapa mama sayang sama
Bibie.
Siapa yang menyangka, 3 hari setelah itu, mama mencuci
rambut Bibie di tempat pemandian jenazah sambil berkata "Mandi yang
bersih yah Bie, biar cantik. Kan Bibie mau ketemu sama Tuhan Yesus."
Mama tidak pernah melupakan setiap detail kebersamaan kita Bie. Mama
juga sudah menulis sebuah Novel tentang Bibie, tentang kisah kebersamaan
kita yang akan selalu mama ingat selamanya. Tapi sayangnya ketika mama
mengajukan naskah novel tersebut ke salah satu penerbit besar di
Jakarta, penerbit tersebut menolak naskah novel mama.
Tadinya
mama berniat menerbitkan novel Bibie saat ultah Bibie di surga tanggal
27 Juni 2016 kemarin, sebagai hadiah spesial dari mama buat Bibie. Tapi
karena naskahnya harus dipertimbangkan selama 2 bulan lebih di meja
redaksi penerbit tempat pertama kali mama mengajukan naskah Bibie, pupus
sudah harapan mama untuk menjadikan novel ini sebagai hadiah special di
hari ultah Bibie yang ke 9 tahun.
Setelah menunggu lebih dari 2
bulan, ternyata naskah novel mama ditolak oleh penerbit tersebut.
Beliau mengabarkannya setelah libur Lebaran kemarin. Mama berpikir,
mungkin Tuhan belum mengizinkan novel ini terbit, supaya mama bisa lebih
melengkapinya lagi. Setiap kali mama mengenang Bibie, ada saja
serpihan-serpihan kenangan yang masih tertinggal, yang belum dituangkan
dalam novel ini. Biarlah seiring berjalannya waktu, novel ini pun bisa
semakin disempurnakan menyerupai kenyataan aslinya, tanpa ada
serpihan-serpihan kisah yang tertinggal.
Mama juga sudah
menyiapkan bahan untuk kesaksian di Gereja. Setiap ada kesempatan untuk
memuliakan Tuhan, mama akan bersaksi tentang betapa baiknya Tuhan,
karena telah mengaruniakan Bibie untuk menjadi anak mama dan betapa
kasih Tuhan telah menguatkan mama dalam menghadapi kenyataan pahit
kepergian Bibie secara mendadak dengan kasus kematian Bibie yang perlu
diperjuangkan kebenarannya.
Mama tidak pernah lupa bahwa dahulu Tuhan telah memberikan Bibie kepada mama lewat perantaraan Doa Novena 3 Salam Maria.
Mama sadar betul bahwa Gaby adalah anak Tuhan Yesus. Maka selama Bibie
hidup, mama berusaha untuk mengenalkan Gaby dengan Tuhan Yesus yang amat
baik, yang sudah kasih Bibie buat jadi anak mama.
Mama mau
Bibie setia kepada Tuhan Yesus sampai akhir hayat Bibie, sekalipun mama
sudah tiada nanti. Namun ternyata kenyataan berkata lain. Bekal iman
yang mama ajarkan kepada Bibie justru telah lebih dahulu dibuktikan oleh
Bibie. Bibie duluan yang kini telah melihat cahaya kemuliaan Tuhan di
Surga.
Semoga kepergian Bibie kepada Bapa di Surga, menjadikan
mama sebagai pribadi yang semakin dekat dengan Tuhan, karena
sesungguhnya separuh jiwa mama sudah ikut terangkat ke surga bersama
kepergian Bibie. Sejak kepergian Bibie ke Rumah Bapa, kehadiran Tuhan
semakin terasa nyata dalam setiap doa-doa mama. Itulah kebesaran Tuhan
yang mama alami ditengah kedukaan mama kehilangan anak yang mama
sayangi.
Love Bie forever...malaikat kecil mama yang telah membawa mama semakin dekat kepada Bapa di Surga.
No comments:
Post a Comment