Pada Kamis, 17 September 2015, sejak Gaby dinyatakan meninggal dunia, semuanya terasa seperti mimpi.
Selama tanggal 17 - 20 September 2015 itu, mama banyak menghabiskan hari-hari mama di rumah duka. Bila tamu yang datang sedikit ( siang hari ), mama akan selalu berdiri disamping peti jenazah Gaby dan berdoa Rosario. Melalui Doa Rosario, mama menyapa Mama Surgawi ( Bunda Maria ), yang mulai saat itu akan menjadi pendamping jiwa Bibie dalam kehidupan kekal di Rumah Bapa.
Mama tidak pernah lupa, bahwa melalui perantaraan doa Novena 3 Salam
Maria kepada Mama Surgawi, Mama telah mendapat kesempatan untuk menjadi
mama Bie. Kini, mama memohon kepada Bunda Maria untuk membimbing jiwa
Bibie, supaya bersama Bunda Maria, Bibie dapat senantiasa memuji dan
memuliakan Allah Bapa dan Tuhan Yesus di Surga.
Masih teringat, ketika di rumah duka itu, dari pagi hingga malam hari, mama sama sekali tidak merasa lapar. AC di ruangan itu yang semakin sore terasa semakin dingin, seringkali membuat mama meriang.
Ketika hari mulai sore dan mama belum makan, badan mulai terasa seperti ngefly. Kalau sudah begitu, mama buru-buru memakan roti yang ada di meja tamu agar tidak sampai pingsan. Namun baru satu gigitan saja, rasanya seluruh gigi mama terasa ngilu ketika mengunyah roti itu. Ketika mama mencoba menelan satu gigitan roti itu, tenggorokan pun terasa tercekat. Setelah itu mama tidak sanggup lagi untuk melanjutkan ke gigitan roti selanjutnya.
Ternyata begitulah rasanya ketika ditinggal pergi oleh orang-orang yang kita sayangi. Kepergian Gaby meninggalkan mama untuk selamanya, menjadi momen hidup terberat dan yang paling menyedihkan dalam sejarah hidup mama.
Tapi Tuhan senantiasa mendampingi dan menolong mama ditengah kedukaan mama, sehingga mama bisa tetap bersyukur dalam menjalani hidup ini, dengan keyakinan bahwa rencanaNya akan selalu indah pada waktuNya. Amin.
Masih teringat, ketika di rumah duka itu, dari pagi hingga malam hari, mama sama sekali tidak merasa lapar. AC di ruangan itu yang semakin sore terasa semakin dingin, seringkali membuat mama meriang.
Ketika hari mulai sore dan mama belum makan, badan mulai terasa seperti ngefly. Kalau sudah begitu, mama buru-buru memakan roti yang ada di meja tamu agar tidak sampai pingsan. Namun baru satu gigitan saja, rasanya seluruh gigi mama terasa ngilu ketika mengunyah roti itu. Ketika mama mencoba menelan satu gigitan roti itu, tenggorokan pun terasa tercekat. Setelah itu mama tidak sanggup lagi untuk melanjutkan ke gigitan roti selanjutnya.
Ternyata begitulah rasanya ketika ditinggal pergi oleh orang-orang yang kita sayangi. Kepergian Gaby meninggalkan mama untuk selamanya, menjadi momen hidup terberat dan yang paling menyedihkan dalam sejarah hidup mama.
Tapi Tuhan senantiasa mendampingi dan menolong mama ditengah kedukaan mama, sehingga mama bisa tetap bersyukur dalam menjalani hidup ini, dengan keyakinan bahwa rencanaNya akan selalu indah pada waktuNya. Amin.
No comments:
Post a Comment