Blog ini berisi kumpulan kisah Gaby semasa hidupnya dan perjalanan proses hukum atas kasus kematiannya.
Friday, June 10, 2016
PUDING LOVE Permintaan Terakhir Gaby
Akhirnya selesai juga puding susu 3 warna permintaan si dede. Biar ngantuk2, saya tetep harus selesaikan pesanan si dede malam ini juga, supaya besok pagi bangun tidur dia bisa lihat pudingnya sudah ada di kulkas.
Kini saya sudah tidak bisa lagi menunda-nunda permintaannya. Apalagi kalau bicara masalah puding. Saya selalu teringat permintaan terakhir Gaby yang mau dibuatkan PUDING LOVE.
Belum sempat mama buat puding love permintaan Gaby, Gabynya sudah keburu tenggelam di kolam renang sekolah. Hanya dalam hitungan jam, Gaby pun akhirnya tidak pernah makan puding love buatan mama.
Baru aja mama mau buat pudingnya, mama sudah dapat kabar buruk tentang Gaby. Padahal dalam perjalanan mengantar Gaby ke sekolah, mama bilang "Ntar pulang sekolah Bibie buka kulkas pasti sudah ada puding lovenya." Tapi Gaby ternyata tidak pernah pulang lagi ke rumah.
Pagi itu, seperti biasanya mama antar Gaby dan dede sampai ke depan pintu masuk sekolah yang bertangga-tangga itu. Mama antar Gaby dan dede dalam kondisi sehat walafiat. Keduanya segar bugar serta penuh semangat.
Sebelum berjalan masuk ke dalam sekolah, Gaby berkata "Ma, cium dulu." Dan mama pun mencium Gaby dan dede. Namun 1,5 jam kemudian, nyawa Gaby malah hilang disana, di kolam renang sekolah tersebut.
Masih teringat dulu setiap kali mama sedang jemput dede, kelas Gaby juga sedang jam istirahat. Banyak anak-anak bermain di tangga-tangga dan halaman kecil sekitar pintu masuk drop out murid itu. Kalau Gaby sudah selesai makan, pasti Gaby ada di halaman itu.
Gaby juga tahu kalau pas dia sedang istirahat, mamanya juga sedang jemput dede. Gaby suka melihat ke gerbang pintu masuk itu untuk mencari mamanya. Dan bila dia melihat mamanya di parkiran, Gaby selalu berteriak dengan suara nyaring "Mama !"
Sambil tersenyum, Gaby berlari kearah pintu gerbang yang tertutup itu. Sementara mama juga menghampiri pintu gerbang itu. Posisi mama berada di bagian luar gerbang, sedangkan posisi Gaby berada di bagian dalamnya.
Dengan manja Gaby memoloskan tangannya di pagar dan memegang tangan mama sambil berkata "Ma cium dulu." Gaby menyodorkan pipinya yang chubby melalui celah-celah pagar itu dan saya pun menciumnya dari sela-sela pagar itu.
Teman dekat Gaby yang selalu bermain bersamanya juga menyaksikan momen itu, dan berkata kepada Gaby dengan sedikit berbisik "Enak banget you, disayang sama mama you."
Pintu gerbang itu menjadi saksi bisu kasih sayang kita, Bie.
Pintu gerbang itu adalah tempat terakhir mama melihat Gaby dalam keadaan hidup.
Pintu gerbang itu mengukir kebersamaan kita di dunia ini untuk yang terakhir kalinya.
Pintu gerbang itu akan mama ingat selamanya.
Puding love itu akan mama buat setiap hari ulang tahun Bibie.
Puding love itu akan menjadi lambang jalinan cinta kasih kita yang tidak akan pernah terputus walaupun maut memisahkan kita Bie.
Puding love itu akan menjadi tanda bahwa mama selalu ingat dan sayang sama Gaby.
Walaupun mama sudah tidak bisa melihat Gaby lagi dengan kedua bola mata mama, tapi Gaby tampak jelas di hati mama. Forever...until we meet again...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment