Dear Gaby ( Bibie ),
Kehadiran Bibie dalam hidup mama membawa makna penuh cinta.
Selama delapan tahun kebersamaan kita, begitu banyak tulisan-tulisan, gambar-gambar, foto-foto yang semuanya menunjukkan bahwa Bibie sangat menyayangi mama. Kata-kata terakhir yang Bibie ucapkan sebelum perpisahan kita, yaitu “Ma cium dulu,” seolah menjadi permintaan terakhir Bibie kepada mama, agar mama terus menyayangi Bibie, sampai nanti kita bertemu lagi dalam keabadian.
Hampir enam tahun sudah kita terpisah oleh dunia yang berbeda. Tidak mudah menerima kenyataan bahwa kita harus berpisah selamanya. Namun mama percaya, bahwa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi pada kita, karena Tuhan punya rencana yang indah untuk kita.
Melalui kepergian Bibie, mama belajar tentang arti sukacita dalam dukacita, bersyukur dalam kekalahan, dan kesetiaan untuk berjuang hingga akhir demi cinta, yaitu cinta mama kepada Bibie dan cinta Tuhan kepada kita, yang mengizinkan kita untuk terhubung selamanya dalam ikatan kasih antara ibu dan anak.
Kepergian Bibie ke Surga telah membuat separuh jiwa mama ikut terbawa ke tempat Bibie berada saat ini. Ya, mama percaya Bibie saat ini sudah duduk di pangkuan Bapa di surga. Karenanya mama juga mau lebih dekat dengan Bapa di Surga, yang saat ini sedang memangku Bibie. Mama mau duduk diam di bawah kaki Bapa, supaya mama tetap merasa dekat dengan Bibie. Oleh karenanya, sejak kepergian Bibie, mama mulai membangun kehidupan doa yang baik, dan mulai berdevosi setiap hari.
Doa-doa itu membuat mama tenang, dan perlahan-lahan pemulihan Tuhan pun terjadi. Puncak dari pemulihan Tuhan adalah ketika Ia menganugerahkan seorang bayi lagi kepada mama dan papa, yang merupakan penghiburan terbesar bagi keluarga kita, setelah empat tahun kepergian Bibie. Meskipun secara medis kondisi mama sangat beresiko apabila hamil lagi karena dinding rahim mama sudah sangat tipis, namun tiada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan yang berbelas kasih telah merangkai air mata mama menjadi sebuah permata yang indah, dan mama sangat bersyukur karenanya.
Mama lalu membuat sebuah komunitas doa di channel Youtube dengan nama Channel Doa Devosi, dan membagikan doa-doa devosi yang pernah mama doakan, dalam bentuk video, untuk membantu orang-orang yang percaya, agar mereka dapat lebih mudah dalam berdoa dan berdevosi.
Dan Puji Tuhan, Tuhan mengizinkan channel ini berkembang dan menjadi berkat bagi banyak orang. Bahkan mama pun dapat menyisihkan sebagian dari hasil monetisasi channel ini untuk didonasikan kepada anak-anak Panti Asuhan, sehingga mama bisa meneruskan semangat Bibie sesuai dengan penghargaan yang dulu pernah Bibie terima di sekolah, yaitu “Helpfullness” dan “Obedience”.
Harapan mama, semoga melalui channel doa ini, semakin banyak orang yang air matanya diubah oleh Tuhan menjadi sukacita karena belas kasih-Nya, seperti yang telah mama alami sendiri, sehingga nama Tuhan semakin dimuliakan di bumi dan di surga.
Mama percaya, setiap hal yang terjadi dalam hidup kita, bukanlah merupakan suatu kebetulan, tetapi merupakan bagian dari rencana Tuhan yang akan selalu indah pada waktunya. Sebagai manusia, mama hanya bisa berusaha dan berdoa, namun hasil akhirnya selalu Tuhan yang menentukan.
Dulu kehadiran Bibie ke dunia ini menjadi berkat bagi mama dan papa. Namun sekarang, ternyata Tuhan menjadikan kepergian Bibie menjadi berkat bagi banyak orang.
Terima kasih Tuhan, karena Engkau telah menjadikan hidup Bibie berarti. Kami percaya bahwa rancangan-Mu bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera untuk memberikan kepada kami hari depan yang penuh harapan.
Walaupun Bibie sudah tidak ada lagi di dunia ini, tetapi Bibie tetap menjadi harapan dan masa depan mama dan papa di kehidupan setelah kematian, yang lebih kekal dan abadi. Sampai jumpa dalam keabadian, Gaby sayang. We love you forever...
TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. ( Mazmur 145:17 )
Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. ( Mazmur 46:2 )